Lagi, Bangkai Paus Sperma Ditemukan Terdampar di Bali

Paus sperma yang ditemukan memiliki panjang tubuh sekitar 13 meter lebih.

Husna Rahmayunita
Rabu, 18 November 2020 | 16:09 WIB
Lagi, Bangkai Paus Sperma Ditemukan Terdampar di Bali
Bangkai paus sperma oleh satpam di kawasan ITDC, Nusa Dua, Rabu (18/11/2020). (Antara/HO-BPSPL Denpasar)

SuaraBali.id - Terjadi lagi, penemuan paus sperma mati di wilayah pantai Bali. Kali ini, bangkai paus sperma ditemukan di Pantai Mengiat, wilayah ITDC, Nusa Dua.

Saat ditemukan pada Rabu (18/11/2020), kondisinya sudah membusuk.

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, melakukan penelitian terkait dengan penemuan hewan berukuran besar tersebut.

Terlebih, hingga kekinian belum diketahui penyebab matinya paus sperma itu.

Baca Juga:Irjen Petrus Golose Dicopot dari Kapolda Bali, Ini Sosok Penggantinya

"Kita belum tahu ini penyebabnya, ini agak aneh karena ada dua individu, biasanya kalau mati ya satu-satu. Nah kita lagi cari penyebabnya, kemungkinan faktor lain, bukan faktor alam dia mati, mungkin masih dugaan karena penyakit atau ketabrak. Selain itu, karena tadi ada echosounder atau kapal yang melakukan penelitian untuk uji seismik," ujar Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso, saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali.

Ia mengatakan bahwa paus sperma yang ditemukan memiliki panjang tubuh sekitar 13 meter lebih.

"Ini kemungkinan individu yang berbeda dari kemarin, yang ditemukan di Pantai Serangan, dan kemarin kan sekitar 10 meter perkiraannya," katanya.

Untuk saat ini, tindakan yang sudah dilakukan berupa penguburan bangkai paus sperma di sekitar Pantai Mengiat.

"Kondisinya saat ditemukan mati membusuk dan lebih lama sudah mati. Kira-kira sudah mati lebih dari satu minggu, mungkin lebih dari 10 hari," kata Yudiarso.

Ia menjelaskan bahwa paus ini merupakan hewan berimigrasi melalui perairan Indonesia kemudian ke Selatan Bali sesuai tempat ditemukan. Kata dia, posisi Selatan Bali, Selatan Nusa Tenggara jadi wilayah yang dilalui di bulan-bulan ini.

Lebih lanjut, Yudiarso mengatakan tempat ditemukannya paus sperma tersebut diduga menjadi tempat untuk mencari makan dan beranak.

"Penyebabnya kan banyak sementara sifatnya parsial belum terintegrasi mencari penyebab, karena kalau cari penyebab itu bisa dilihat dari bangkainya, atau faktor apa pemicu dia mati," ujarnya.

Paus Mati di Teluk Serangan

Baca Juga:Toya Devasya Kintamani Hadirkan Suasana Pegunungan di Bali

Sebelumnya paus sperma berukuran raksasa ditemukan di perairan Teluk Serangan, Bali atau sekitar 500 meter dari dermaga pada Selasa (17/11). Ada bekas luka di tubuh hewan tersebut.

Paus sperma ditemukan mati, terapung di perairan Teluk Serangan, Bali, Selasa (17/11/2020). (ANTARA/HO-TCEC Serangan)
Paus sperma ditemukan mati, terapung di perairan Teluk Serangan, Bali, Selasa (17/11/2020). (ANTARA/HO-TCEC Serangan)

Sementara itu, penyebab matinya paus sperma tersebut belum diketahui secara pasti.

"Penyebab terdampar atau matinya paus belum bisa dipastikan karena apa, tapi kalau dilihat dari luka-luka dan visual yang kami amati saat ini sepertinya banyak penyebabnya," ujar Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Denpasar Permana Yudiarso saat dihubungi dari Denpasar.

"Bisa jadi karena sakit, kedua bisa jadi karena tertabrak kapal, lecet dan terbentur benda keras, atau disorientasi bagian sonarnya sehingga terganggu, menjadi kehilangan arah, dan kondisi lemah," sambungnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak