SuaraBali.id - Feby Febiola blak-blakan menceritakan kehidupannya setelah memutuskan tinggal di Bali. Feby dan suaminya Franky Sihombing menikah pada 2016 dan memilih untuk pindah ke Pulau Dewata.
Tak banyak yang tahu, kalau pasangan tersebut memulai hidup dari nol. Hal itu diceritakan Feby dalam kanal YouTube Daniel Mananta Network, Kamis (14/10/2020).
Feby mengaku salah satu alasan yang membuatnya pindah ke Bali yakni karena merasa jenuh dengan dunia hiburan yang selama ini telah membesarkan namanya.
"Waktu gue habis married, kita memutuskan untuk pindah ke Bali. Terus terang gue sudah rada eneg, ya sama dunia entertainment,” ungkapnya kepada Daniel.
Baca Juga:Dua Kawasan Pantai di Buleleng Akan Dirombak, Ini Alasannya
"Mendadak segala sesuatu yang dulu menjadi core hidup gue, terus menjadi sesuatu yang gue banggakan tuh kayak udah enggak ada daya tariknya lagi. Nggak ada yang bikin gue exited lagi," sambungnya.
Ia bahkan menolak tawaran stripping yang cukup menggiurkan karena sudah tidak memiliki semangat di dunia hiburan.
Namun saat awal tinggal di Bali, Feby Febiola dan Franky Sihombing harus memulai semuanya dari nol, termasuk pindah-pindah kos.
"Kita pindah ke Bali tuh bener-bener mulai dari nol. Pertama kali kita ngekos. Kalau di Jakarta kan kayak harus serba gengsi," ujarnya.
Mendengar jawaban itu, Daniel pun sempat terkejut.
Baca Juga:Jang Hyuk, Aktor The Swordsman Blak-blakan Kepincut Pesona Bali karena Ini
"Gila, Feby Febiola, Ngekos? Idola gue zaman remaja, ngekos. That's amazing," timpal Daniel.
Feby menjawab, ia dan sang suami memilih ngekos karena harus mengelola pengeluaran dengan bijak. Baginya ngekos lebih ekonomis.
"Terus kita mikir kita mesti jaga-jaga pengeluaran. Daripada kita jor-joran sewa rumah, penghematan, ngekos,” ungkapnya.
Keduanya sempat beberapa pindah kos dan mencoba peruntungan bisnis. Namun gagal di tengah jalan.
"Kita buka kafe gagal. Terus pindah ke rumah kontrakan yang sederhana. Jangan pikir vila. Ini rumah kontrakan biasa banget," kata perempuan 42 tahun tersebut.
Beruntung secara perlahan keduanya bisa bangkit. Terlebih setelah Feby dan sang suami membuat komunitas.
Ia mengaku banyak bertemu dengan orang-orang yang senasib di Bali. Dari komunitas itu juga Feby mendapat energi positif.
"Komunitas ini yang bikin kita grow. Awalnya cuma 4-5 orang sekarang lumayan udah ada 30-an orang. Kita jadi solid banget. Ngerasa banget energinya muncul bisa sharing kita," terangnya.