SuaraBali.id - Rumah mode kenamaan asal Perancis, Christian Dior tertarik menjadikan kain endek Bali sebagai bahan busana.
Dior memilih kain endek sebagai koleksi busana spring/summer yang akan diproduksi pada 2021.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Bali Putri Suastini Koster menyampaikan rasa bangga karena salah satu kain tenun tradisional Bali dilirik oleh rumah mode dunia.
Ia mengatakan kabar yang diterimanya akhir September lalu itu seperti sebuah mimpi.
Baca Juga:Kabar Baik! Bali Punya Laboratorium PCR Baru di RSD Mangusada
"Di tengah pandemi, tiba-tiba kita dikejutkan kabar menggembirakan. Pastinya sangat bangga ya," ucapnya aat menerima Tim Ad Hoc Kerja sama Dior Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di Ruang Pertemuan Jayasabha, Denpasar, Rabu.
Namun rasa bangga itu menyisakan kekhawatiran kalau endek akan bernasib sama dengan tenun rangrang.
Sebelumnya tenun khas Nusa Penida itu sempat "booming" dan motifnya ditiru dan diproduksi secara massal.
"Orang luar ikut memproduksi motif rangrang hingga pada titik tertentu kehilangan selera pasar. Saya tak ingin hal tersebut terjadi pada kain endek," sambungnya.
Untuk itu, dalam konteks perlindungan dan pelestarian kain endek, ia pun menyebut sejumlah syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh rumah mode Christian Dior.
Baca Juga:Keindahannya Tak Bisa Dianggap Remeh, Intip Pesona Pulau Menjangan di Bali
Pertama, Dior wajib menggunakan kain endek yang benar-benar diproduksi oleh perajin Bali.
Selanjutnya, pihak Dior juga harus memahami bahwa endek bukanlah tenun yang bisa diproduksi secara massal dengan motif dan warna yang seragam.
"Kain kita ini punya keterbatasan dalam produksi, selain itu dalam teknik pewarnaan sangat dipengaruhi oleh sinar. Jadi, celupan pertama dan berikutnya pasti akan ada perbedaan," ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut justru menjadi keunggulan dari kain endek karena sifatnya yang limited edition.
Adapun syarat lain yang ditawarkan dalam kerja sama ini adalah keterlibatan eksportir putra daerah Bali.
Putri Koster mengatakan sejumlah syarat yang diutarakannya itu murni dalam bidang tugasnya selaku Ketua Dekranasda yaitu menjaga kelestarian tenun tradisional.
Kadisperindag Wayan Jarta mengatakan pihaknya secara intensif telah melakukan komunikasi dengan pihak Dior dan juga jajaran Kemenlu.
Dari hasil koordinasi, diperoleh informasi bahwa pemilihan kain endek yang diperagakan pada pembukaan Paris Fashion Week di Jardin de Tuileries, Paris, Selasa (29/9) itu diperoleh dari hasil searching di internet.
Pihaknya pun telah menghubungi produsen pemasok kain endek yang diperagakan pada ajang tersebut.
"Kami sempat hubungi dan ketika kami sampaikan bahwa syaratnya harus perajin lokal Bali, mereka angkat tangan," ujarnya.
Disperindag Bali akan mengawal kerja sama ini untuk menjamin pasokan bahan benar-benar berasal dari Bali. Pihak Pemprov Bali juga berharap bisa bertemu langsung dengan tim dari rumah mode Christian Dior untuk membicarakan kerja sama ini. (Antara)