SuaraBali.id - Sebanyak lima tempat di Bali terpilih menjadi lokasi restorasi terumbu karang di Indonesia. Salah satunya yakni Kabupaten Buleleng.
Buleleng terpilih bersama empat daerah lainnya di Pulau Dewata yakni Pantai Sanur, Pantai Nusa Dua, Pantai Pandawa, dan Pantai Seranga.
Kelimanya masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya melalui Taman Terumbu Karang Indonesia (ICRG) yang dicetuskan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Pemerintah Provinsi Bali.
Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Safri Burhanuddin menerangkan ICRG diperuntukkan bagi masyarakat yang terdampak langsung akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga:Jalan di Desa Negari Klungkung Amblas Akibat Hujan Deras
"Khususnya yang berhubungan dengan pariwisata bahari, mulai dari pemandu wisata, pemilik kios, dan hotel beserta pegawainya yang diPHK," ujarnya.
Ia yang meninjau langsung lokasi, menjelaskan terpilihnya Kabupaten Buleleng sebagai tempat restorasi karena telah banyak menerima penghargaan dalam bidang konservasi terumbu karang.
"Buleleng juga memiliki garis pantai terpanjang di Bali dan juga arus laut yang tenang, sehingga menjadi kelebihan dalam restorasi terumbu karang," sambungnya.
Safri Burhanuddin mengatakan Buleleng sudah terkenal dengan konservasi terumbu karangnya, sehingga lebih mudah untuk menjalankan program ini di Buleleng.
"Diharapkan ini akan berkembang lebih baik lagi, terumbu karang disini akan menjadi lebih banyak, dan tentu saja daerah yang menjadi tempat konservasi harus diawasi. Jangan sampai kita buat konservasi, tapi dirusak oleh masyarakat," katanya.
Baca Juga:Bek Bali United Ini Sarankan Liga 1 Digelar Satu Putaran
Untuk menciptakan konservasi terumbu karang yang berbeda, Safri Burhanuddin menuturkan pihaknya akan membuat terumbu karang yang unik.
"Saya sudah diskusi dengan Bapak Bupati Buleleng, mungkin kita akan buat terumbu karang yang berbentuk kendaraan, atau bekas alat tempur yang sudah tidak terpakai, sehingga ini menjadi ikon," ungkapnya.
Menurut Safri Burhanuddin, program ini akan dimulai pada 17 Oktober 2020 dan program ini akan melibatkan ribuan masyarakat yang terkena dampak pandemi. "Dari lima lokasi ini akan melibatkan 1.300-1.500 orang dengan total dana sekitar Rp111 miliar dan untuk di Buleleng disiapkan Rp10-20 miliar," katanya.
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,ST mengatakan, program ini memberikan kesempatan bekerja untuk masyarakat di pesisir pantai dan juga yang terkena dampak pandemi.
Selain itu, program ini akan memberikan dampak positif terhadap ekosistem terumbu karang di Buleleng.
"Kami juga memikirkan nelayan yang kesehariannya mencari ikan di karang, karena nanti tidak boleh lagi ada aktivitas tersebut, kami meminta pihak kementerian untuk membuatkan rumpon ikan untuk nelayan," katanya. (Antara).