Eviera Paramita Sandi
Rabu, 22 Oktober 2025 | 16:47 WIB
Ilustrasi Kabupaten Badung, Bali, selasa (19/9/2023) [suara.com / Eviera Paramita Sandi]
Baca 10 detik
  • Badung memiliki simpanan Rp 2,27 T, urutan ke-11 tertinggi di antara Pemda.
  • Kemenkeu ungkap Rp 234 T dana Pemda mengendap di bank akibat belanja lambat.
  • Menkeu Purbaya desak Pemda percepat realisasi belanja produktif, jangan menimbun dana.

SuaraBali.id - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Badung, Bali masuk dalam 15 daftar Pemda dengan simpanan tertinggi berdasarkan data Kementerian Keuangan.

Simpanan Pemda Kabupaten Badung menempati urutan 11 tertinggi, yakni mencapai Rp 2,27 Triliun.

Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap bahwa masih banyak pemda yang menumpuk uang dalam jumlah besar di perbankan, meski realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berjalan lambat sepanjang 2025.

Purbaya menerangkan bahwa realisasi belanja yang lebih lambat tersebut membuat dana menumpuk di perbankan.

Purbaya menyebut setidaknya ada dana mengendap hingga Rp 234 triliun di bank.

Hal ini diungkapkan oleh Purbaya dalam rapat pengendalian inflasi Tahun 2025 di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat pada Senin 20 Oktober 2025.

“Rendahnya serapan tersebut berakibat menambah simpanan uang Pemda yang nganggur di bank sampai Rp 234 triliun. Jadi jelas, ini bukan soal uangnya tidak ada, tapi soal kecepatan eksekusi,” ujar Purbaya.

Purbaya menjelaskan realisasi belanja APBD hingga September 2025 baru mencapai Rp 712,8 triliun atau setara 51,3% dari total pagu Rp 1.389 triliun.

 Angka ini lebih rendah 13,1% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Keadilan yang Terbalik: Tagih Utang, Pasutri Penjual Sayur Justru Berakhir di Penjara

“Artinya, perputaran ekonomi daerah berjalan lebih lambat. Kalau kita rinci, belanja pegawai relative stabil turun tipis 0,7%, tapi yang perlu perhatian serius adalah belanja modal hanya Rp 58,2 triliun atau turun lebih dari 31%. Padahal ini belanja yang langsung berdampak ke Pembangunan dan lapangan kerja,” jelas Purbaya.

Realisasi belanja barang dan jasa turun 10,5% dan belanja lainnya anjlok 27,5%. Menurutnya, angka ini mencerminkan perlambatan eksekusi di banyak pos.

“Saya ingatkan, percepatan realisasi belanja terutama yang produktif harus ditingkatkan dalam tiga bulan terakhir tahun ini,” ungkapnya.

“Uang daerah jangan dibiarkan mengendap di kas atau deposito,” tambahnya.

Berdasarkan data BI per 15 Oktober 2025, berikut 15 pemda dengan simpanan tertinggi di perbankan per September 2025:

1.     Provinsi DKI Jakarta – Rp 14,68 triliun

Load More