- Sejarah kekejaman di Jembrana yang masih meninggalkan jejak
- Anggota/simpatisan PKI dibunuh brutal.
- Kuburan massal Jembrana ditemukan.
SuaraBali.id - Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) PKI tahun 1965 masih diselimuti kompleksitas sejarah dan pertanyaan yang belum terjawab hingga kini.
Namun, bagi penyintas seperti Nyoman Sirna, dampak paling mendalam dan menghancurkan adalah aksi balas dendam masif yang menimpa semua elemen yang terafiliasi dengan PKI di Bali.
Kekerasan pecah dengan cepat.
"Semua anggota dan pimpinan S 3 (Serikat Sekerja Sosial yang didominasi orang-orang PKI) di seluruh Bali mati dibunuh pasca peristiwa G30S,"
Korban pertama yang tercatat adalah "Putu Slamet, ia digorok di depan kamar mandi, di kantornya sendiri, di Dinas Sosial Singaraja."
"Mereka yang hanya ikut-ikutan masuk PKI atau hanya simpatisan organisasi di bawah naungan PKI, banyak menjadi korban," kisahnya.
Diceritakan pada awal Februari 1966, Nyoman Sirna dan delapan orang mahasiswa STKS mengadakan penelitian tentang akibat terjadinya G30S di Bali.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Jembrana, salah satu Kabupaten dimana pembantaian PKI terjadi paling parah.
Penyelidikan krusial ini bertujuan untuk mengungkap kebenaran di lapangan.
Baca Juga: ASN Diminta Laporkan Bila Disanksi Gara-gara Donasi Banjir yang Disebut Sukarela
Sekitar dua minggu Nyoman Sirna melakukan penelitian, meninjau desa-desa dimana banyak terdapat korban pembantaian. Mereka menemukan berbagai keterangan soal kronologi dan variasi peristiwa pembantaian.
Kesaksian yang terkumpul mengungkapkan metode yang mengerikan bahwa ada yang mengaku melihat bagaimana kader PKI diperintahkan untuk mengumpulkan orang-orang PKI, lalu salah seorang diperintahkan membunuh semua pengikutnya.
Terakhir giliran si tokoh PKI itu sendiri yang ditembak. Catatan lain merinci keterlibatan langsung militer:
"Ada juga sepasukan tentara yang diantar oleh Pemuda Ansor setempat, menunjuk sebuah kampung dengan mengatakan semua penduduknya PKI, yaitu Desa Mertasari,” katanya.
Desa itu ada di pinggiran sebelah timur Kota Negara yang menghadapi kehancuran total.
Tentara kemudian mengumpulkan semua penduduk Desa Mertasari, membunuh semuanya, menjarah harta bendanya dan membakar kampungnya hingga rata dengan tanah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran