Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 12 September 2025 | 17:46 WIB
Ruth Deidree Marie Korin Boelan (27), anak dari pasutri yang hilang akibat banjir di Residence Bukit Tinggi, Banjar Kelod Kauh, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali [ANTARA/Rolandus Nampu ]

Dalam keputusasaan, Ruth segera menuju Polres Badung untuk mencari informasi lebih lanjut tentang keberadaan keluarganya.

"Setelah tak bisa dihubungi om saya langsung datang ke rumah sini dan dia menelpon saya bahwa rumahnya sudah rubuh. Setelah itu saya langsung ke Polres Badung. Di sana dijelaskan rumah sudah rubuh dan ternyata orangtua saya tidak ada," ungkapnya.

Tak lama setelah itu, ia bergegas menuju lokasi kejadian, hanya untuk menyaksikan sendiri sisa-sisa bangunan dua kamar yang dulunya adalah tempat tinggal keluarganya, kini tinggal puing-puing yang hancur lebur.

Ruth sendiri tidak tinggal bersama orangtua dan adiknya karena ia bekerja di Denpasar.

Kontak terakhir dengan ibunya terjadi sekitar seminggu yang lalu, sebuah percakapan biasa yang kini menjadi kenangan terakhir.

Rumah itu, seingatnya, mulai ditempati keluarganya setelah pandemi COVID-19 berlalu.

Di lokasi, Ruth tak sendiri. Ditemani oleh sanak keluarga dan kerabat, ia menyaksikan langsung proses pencarian.

Dua alat berat dikerahkan tanpa henti untuk membersihkan puing-puing dan mencari korban di antara tumpukan material.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari Polres Badung, Basarnas Bali, TNI, PMI, dan berbagai pihak lainnya terus bekerja keras.

Baca Juga: Warga Meminta Solusi Mengatasi Banjir ke Gibran : Biar Pak Wapres Tidak Datang Lagi

Mereka bahu-membahu membersihkan sisa-sisa bangunan, sementara beberapa tim lainnya dibagi untuk melakukan pencarian di sekitar lokasi, khususnya di aliran sungai yang melintasi dekat rumah korban, dengan harapan menemukan setidaknya petunjuk keberadaan keluarga Ruth.

Load More