SuaraBali.id - Kabupaten Bangli, Bali kini menerapkan metode yang tidak konvensional, bahkan terkesan ekstrem, dalam memerangi masalah klasik pembuangan sampah sembarangan.
Di tengah kegagalan imbauan persuasif, pemerintah setempat mengambil langkah ekstrem dengan memasang spanduk larangan yang dibumbui dengan doa hingga ancaman kutukan penyakit di sejumlah titik rawan sampah.
Salah satu lokasi yang menjadi sorotan adalah ruas Jalan Raya Besakih, yang menghubungkan jalur Tembuku dan Bangli.
Jalur ini, membentang dari Desa Jehem menuju Tembuku hingga Desa Bangbang yang berbatasan dengan Desa Undisan, telah lama menjadi "langganan" pembuangan sampah liar.
Meskipun berbagai upaya sosialisasi telah dilakukan, sebagian oknum warga tampaknya tetap abai dan nekat mengotori lingkungan.
Menyikapi situasi yang tak kunjung membaik ini, pemerintah desa setempat berinisiatif meluncurkan "senjata" baru berupa spanduk dengan narasi yang jauh lebih tegas.
Selain peringatan larangan, spanduk-spanduk tersebut secara eksplisit menambahkan doa atau kutukan berupa ancaman terkena penyakit bagi siapa pun yang dengan sengaja membuang sampah di area terlarang.
Langkah yang terkesan drastis ini rupanya membuahkan hasil yang mengejutkan.
Dalam beberapa pekan terakhir, pemandangan tumpukan sampah yang sebelumnya akrab mengotori sejumlah titik tersebut kini mulai menghilang, menandakan efektivitas pendekatan "spiritual" ini.
Baca Juga: Pemprov Bali Sewa Lahan Pelindo 30 Tahun untuk Pembangunan Insinerator Gantikan TPA Suwung
Perbekel Desa Bangbang, Pande Pandu Winata, mengungkapkan bahwa inovasi ini terbukti efektif tidak hanya sebagai peringatan keras, tetapi juga sebagai pengingat akan pentingnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi persoalan ini.
“Penanganan sampah memang menjadi masalah pelik, namun dengan kerjasama yang baik kita bisa menanggulanginya. Salah satunya dengan mengolah sampah berbasis sumber, memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk dan sampah anorganik dikelola sehingga bisa menghasilkan uang,” jelasnya, Jumat (5/9/2025) sebagaimana diwartakan beritabali.com – jaringan suarac.om.
Lebih lanjut, Pande Pandu Winata juga terus mengimbau seluruh masyarakat untuk mulai membiasakan memilah sampah langsung dari rumah tangga masing-masing.
Kesadaran dan partisipasi aktif dari setiap individu dinilai krusial untuk menjaga lingkungan tetap bersih, asri, dan berkelanjutan di masa mendatang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran