Eviera Paramita Sandi
Minggu, 10 Agustus 2025 | 17:12 WIB
SVP-Head of Region Indosat Bali Nusra, Julandi George Fransiskus saat ditemui di Senggigi, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. [Suara.com/ Buniamin]

Program migrasi dari SIM Card ke E-SIM ditegaskan Jula tidak berdampak sama sekali terhadap omzet perusahaan.

Pasalnya, sebelumnya penggunaan tanpa kartu fisik ini sudah diberlakukan.

“Kalau inget dulu ada AMPS itu tidak pake SIM Card. Tapi ke ikat sama handphone tertentu. Jadi kalau E-SIM ini handphone apapun tidak perlu pake cost bisa perlu pakai E-SIM,” ujarnya.

Meski sudah ada penggunaan E-SIM perusahaan ini tetap memproduksi SIM card.

Selain itu, jumlah SIM Card yang diproduksi juga tidak berkurang jauh dari sebelumnya.

“Jumlahnya belum terlalu berkurang.

Tapi sekarang ini kita fokuskan kepada pelanggan yang migrasi ke E-SIM kalau mereka mau,” katanya.

Menurutnya, baik menggunakan E-SIM atau SIM card fisik disebut tidak ada minusnya.

Karena masing-masing sudah ada keuntungan sendiri bagi pelanggan.

Baca Juga: Dituding Dalang di Balik Penutupan TPA Suwung, Kura Kura Bali Buka Suara

Dimana, para pelanggan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan sendiri.

“Ini kan bisa mempermudah pelanggan saja. Karena pakai E-SIM juga harus tetap registrasi menggunakan NIK,” katanya.

Namun bagi pengguna E-SIM, jika harus mengganti handphone maka harus lapor ke gerai Indosat yang ada.

Hal ini agar pelanggan bisa dibantu untuk memindahkan E-SIM yang ada di handphone sebelumnya.

“Kalau handphone harus lapor ke kita. Kalau yang fisik tinggal pindah kartu saja,” katanya.

Saat ini, Indosat mencatat Bali Nusra sebagai wilayah dengan pertumbuhan tertinggi secara nasional.

Load More