Eviera Paramita Sandi
Senin, 04 Agustus 2025 | 07:00 WIB
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (tangkapan layar/ist)

Menurut Endy, salah satu kendala utama dalam proses penyaluran adalah keterbatasan data penerima. Sebagian data hanya mencantumkan nama desa tanpa alamat lengkap.

Tak hanya itu, ada juga penerima yang tinggal di daerah terpencil, bekerja paruh waktu, atau telah berpindah tempat kerja. Hal ini menyulitkan proses distribusi langsung.

“Khusus pekerja di sektor seperti Perkebunan dan nelayang yang bekerja di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), kami lakukan pendekatan jemput bola. Kami datangi langsung titik-titik tempat mereka biasa beraktivitas,” ujarnya.

Penyaluran BSU di NTB Jadi yang tertinggi

Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PHI dan Jamsos) Kementerian Ketenagakerjaan RI, Indah Anggoro Putri, menambahkan bahwa penyaluran BSU di NTB termasuk yang tertinggi secara nasional.

“Rata-rata nasional saat ini baru mencapai 92 persen. Tapi NTB dan khususnya Kota Mataram sudah menembus angka 94 persen,” ujarnya.

“Di Mataram, dari total 46.713 penerima, sudah 44.064 orang atau sekitar 94,3 persen yang menerima,” sambungnya.

Indah juga mengapresiasi kinerja PT Pos Indonesia yang membuka layanan sejak pagi hingga malam, tak terkecuali akhir pekan, demi mempercepat proses pencairan BSU.

Indah mengatakan bahwa kepada para pekerja yang merasa berhak namun belum mengambil bantuannya, Kementerian Ketenagakerjaan menghimbau agar segera melakukan pengecekan melalui kanal resmi Kemnaker, BPJS Ketenagakerjaan, dan PT Pos.

Baca Juga: Jalur Rawan Jurassic Park Rinjani Diperbaiki Usai Rentetan Insiden Pendaki Jatuh

“Silakan cek dikanal resmi, lalu segera datangi kantor pos terdekat. Tak harus di domisili sesuai KTP, karena seluruh kantor pos sudah online dan terintegritas. Ini bentuk perhatian pemerintah kepada para pekerja,” ujar Indah.

Kontributor : Kanita

Load More