Eviera Paramita Sandi
Senin, 23 Juni 2025 | 19:19 WIB
Proses pencarian pendaki asal Brasil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani [Istimewa]

Saat ini, tim SAR gabungan masih berupaya keras melakukan evakuasi terhadap JDSP yang jatuh ke kedalaman ratusan meter tersebut.

Insiden tragis ini terjadi pada Sabtu pagi, 21 Juni 2025, saat korban sedang mendaki menuju puncak Gunung Rinjani.

“Kami terkendala medan yang ekstrem dan berkabut di sekitar lokasi kejadian,” tambahnya.

Operasi SAR ini melibatkan berbagai unsur, antara lain Kantor SAR Mataram, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD Lombok Timur, Unit SAR Lombok Timur, EMHC, Damkar, Relawan Rinjani, porter, dan unsur terkait.

Secara teknis proses evakuasi mempergunakan helikopter dimungkinkan.

Namun harus dipastikan spesifikasi helikopter paling tidak memiliki Hois untuk air lifting dan cuaca yang sangat cepat berubah juga mempengaruhi bisa tidaknya proses evakuasi mempergunakan helikopter.

Sebelumnya perisitiwa yang dialami pendaki ini viral di media sosial.

Pendaki tersebut diumumkan bernama Juliana Marins yang mendesak untuk dievakuasi.

Keluarga pun berusaha meminta pertolongan pemerintah daerah namun pihak korban menyebut tidak ada sumberdaya yang memadai untuk mengevakuasi korban tersebut.

Baca Juga: Kondisi Terkini Balita di Bima yang Terpaksa Amputasi Tangan Diduga Malpraktik

Adapun kronologinya, pendaki tersebut terjatuh saat naik ke puncak Gunung Rinjani.

Kejadian itu terjadi saat ia sedang istirahat.

Sebelumnya dia sempat teriak minta tolong saat jatuh ke dalam jurang sedalam ratusan meter.

Menhut Atensi

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memastikan pihaknya terus mengoordinasikan penyelamatan pendaki perempuan asal Brazil berinisial JDSP yang dilaporkan jatuh saat mendaki Gunung Rinjani.

"Sesuai dengan arahan Pak Menteri, kami serius dalam menangani berbagai kecelakaan yang terjadi dalam pendakian, termasuk kecelakaan yang menimpa WNA Brazil di Gunung Rinjani," ujar Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kahutanan Satyawan Pudyatmoko sebagaimana dilansir ANTARA.

Load More