Eviera Paramita Sandi
Senin, 23 Juni 2025 | 15:29 WIB
Pendaki yang terjatuh di Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat [Instagram]

“Salah satu anggota tim bermalam di tebing pada kedalaman 200 meter (flying camp),” ungkapnya.

Pada hari kedua, Minggu (22/6) pencarian oleh tim dilanjutkan kembali. Dimana, tim berupaya dengan penyambungan tali dan penggunaan drone thermal dilakukan.

Namun pada pukul 10.00 wita, dari informasi visual dari drone menunjukkan korban tidak lagi berada di titik sebelumnya.

Yarman menambahkan, upaya lanjutan terganggu oleh kabut tebal dan cuaca basah. Kondisi cuaca ini menyebabkan drone thermal belum dapat digunakan maksimal.

“Rapat tim memutuskan dua skema pencarian yaitu manual via tali dan udara via drone thermal,” katanya.

Pihak TNGR juga kembali mengingatkan pentingnya keselamatan dalam pendakian serta pentingnya menghormati alam Gunung Rinjani.

Dukungan doa dari masyarakat pun terus dimohonkan agar pencarian segera membuahkan hasil.

Sementara itu, Plt Kepala Seksi Pencarian dan Pertolongan Balai TNGR Gede A. Mastika menambahkan tim gabungan masih berada Gunung Rinjani untuk melakukan pencarian. Karena Hingga Senin (23/6), tim belum menemukan pendaki tersebut.

“Tim sar sudah melakukan beberapa alat untuk mencari pendaki. Tim masih tetap melakukan pencarian untuk mengetahui kondisi terkini,” katanya.

Baca Juga: Pengantin Anak Viral Hendak Dijadikan Duta, LPA Mataram : Tidak Mungkin, Mereka Korban

Sebagai informasi, pendaki terjatuh saat naik ke puncak Gunung Rinjani. Dan saat sedang istirahat dia terjatuh.

Sebelumnya dia sempat teriak minta tolong saat jatuh sedalam ratusan meter.

Menhut Atensi

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni memastikan pihaknya terus mengoordinasikan penyelamatan pendaki perempuan asal Brazil berinisial JDSP yang dilaporkan jatuh saat mendaki Gunung Rinjani.

"Sesuai dengan arahan Pak Menteri, kami serius dalam menangani berbagai kecelakaan yang terjadi dalam pendakian, termasuk kecelakaan yang menimpa WNA Brazil di Gunung Rinjani," ujar Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Kahutanan Satyawan Pudyatmoko sebagaimana dilansir ANTARA.

Satyawan mengatakan Menhut Raja Juli Antoni telah berkomunikasi secara langsung dengan Basarnas, Kapolda hingga Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memastikan proses evakuasi berjalan dengan baik.

Load More