SuaraBali.id - Kebanyakan anak-anak yang menggemari sepak bola biasanya lebih ingin menjadi pemain di lapangan.
Baik menjadi kiper yang tangguh, atau menjadi striker yang tajam di muka gawang. Tidak banyak yang melirik keinginan untuk menjadi wasit dalam pertandingan.
Namun, hal itu yang kini ditekuni Malakai, seorang anak berusia 9 tahun yang terus mengasah kemampuannya sebagai wasit sepak bola.
Pada Minggu (8/6/2025) lalu, anak yang akrab disapa Kai itu tak gentar meniup peluit dimulainya pertandingan antara Sanur Legend dan Bali Bulldogs pada Liga Bali Masters 2025.
Meski bertubuh paling kecil di antara 22 pemain yang berusia 45 ke atas, Kai tetap menunjukkan kemampuannya dalam memimpin pertandingan tersebut.
Kendati begitu, dia mengaku masih memerlukan banyak kesempatan lagi untuk mengasah pengambilan keputusannya sebagai wasit.
Karena, Kai kadang masih memiliki kekhawatiran jika memberikan keputusan yang salah.
Terlebih, pertandingan tersebut merupakan pengalaman pertamanya memimpin pertandingan kompetitif sebagai wasit utama.
Biasanya, Kai berlatih dengan memimpin pertandingan persahabatan.
Baca Juga: Koster Traktir Anak Muda di Denpasar Seribu Kopi Merayakan Tumpek Klurut
“Kalau ada (keputusan) yang salah, aku bisa bingung. Soalnya ada banyak yang nonton, harus fokus banget,” papar Kai saat dihubungi Suara.com pada Selasa (10/6/2025).
Dengan pengalamannya menjadi wasit sepakbola selama sekitar setahun terakhir, Kai merasa nyaman menjadi wasit utama atau pun hakim garis.
Dia pun sudah berlatih agar memiliki stamina yang bagus karena harus berlarian sepanjang pertandingan.
Sudah Akrab Dunia Sepakbola
Ayah Kai, Rino menjelaskan jika Kai sudah berkenalan dengan sepakbola sejak usia 4 tahun.
Saat itu, dia memasukkan putranya ke Sekolah Sepakbola (SSB) Bali Bulldogs.
Setelah masuk SSB, Kai sempat mencoba beragam posisi termasuk kiper.
Namun, saat berusia 7 tahun, Kai mulai berkeinginan untuk menjadi wasit.
Rino kemudian mendukung anaknya dengan membelikan perlengkapan khas wasit seperti peluit dan kartu.
“Kalau friendly match SSB itu kan coach-nya (pelatihnya) jadi wasit. Mungkin secara gak langsung dia lihat coach-nya,” ungkap Rino.
“Dibeliin baju, peluit, kartu, lalu dia coba mimpin,” imbuh dia
Rino yang juga bermain untuk Bali Bulldogs itu kemudian beberapa kali mengajak anaknya untuk menjadi wasit utama atau hakim garis.
Dari sana, Rino melihat potensi ketegasan yang dimiliki anaknya selama menjadi wasit.
Hingga, akhirnya Kai mulai terbiasa dengan peran sebagai pengadil di lapangan.
“Dia saya ajak jadi wasit kalau yang tanding saya. Kalau saya tanding, satu paket. Saya pasti bawa hakim garis, hakim garisnya dia,” tuturnya.
Rino juga berinisiatif mengoleksi momen kala anaknya menjadi wasit di akun media sosial Instagram @wasit.ganteng.
Dari sana, Kai nampak leluasa dalam memimpin pertandingan sepakbola hingga mini soccer, lengkap dengan atribut wasit termasuk jersey khas berwarna hijau neon.
Dia memahami jika melihat perkembangan anaknya belajar menjadi wasit tidak hanya dinilai dari unsur sepakbolanya saja.
Karena menurutnya dengan berani menjadi wasit, dia mengharapkan Kai bisa belajar kepemimpinan juga sejak dini.
Dia juga berencana untuk mengajak anaknya lagi dalam pekan-pekan terakhir kompetisi Bali Masters untuk melihat langsung pengambilan keputusan wasit profesional pada laga kompetitif.
“Ini ada juga bagian dari pertandingan yang bisa mengubah mindset kamu untuk mimpin sebuah pertandingan. Gimana belajar leadership dari usia dini,” ujarnya.
“Kan juga masih anak-anak, mereka juga perlu banyak belajar. Kalau mereka mau belajar jadi wasit, ayo, bagi orang tua diberi wadah lah,” tambah Rino.
Kai mengaku mengidolakan Pierluigi Collina, mantan wasit asal Italia yang memiliki sederet penghargaan wasit terbaik dunia dan dinilai sebagai salah satu wasit paling tegas sepanjang sejarah sepakbola.
Sejalan dengannya, Kai juga mengaku bermimpi untuk mengikuti jejak Collina agar bisa menjadi wasit di Piala Dunia.
“Iya (ingin jadi wasit di Piala Dunia),” ucap Kai.
Kompetisi Bali Masters 2025 sudah berlangsung hingga pekan ketiga. Klasemen dipimpin oleh Sanur Legend dengan koleksi 7 poin dan diikuti Bali Bulldogs dengan 6 poin.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah