SuaraBali.id - Pemerintah Australia melalui unggahan portal Smartraveller oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mewanti-wanti warganya yang berlibur ke Bali.
Hal ini karena adanya korban tenggelam di daerah pesisir akibat laut yang ganas dan arus deras di pantai-pantai wisata populer di Bali yang tidak dijaga sebagaimana ditulis di Portal pemerintah Australia.
Selain itu Australia meminta warganya tidak meninggalkan makanan atau minuman tanpa pengawasan, sebab ada kasus keracunan metanol dalam minuman sebelumnya telah dilaporkan di Indonesia, termasuk di Bali dan Lombok.
Peringatan dari Australia ini diberikan beberapa hari setelah sebuah kapal wisata The Tanis, kandas di perairan Tanjung Sangyang Desa Lembongan, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
Kapal tersebut berisi 94 orang, yang terdiri dari 4 ABK, 1 kapten, 77 penumpang WNA, dan 12 penumpang WNI. Menurut laporan, kapal tersebut kandas karena dihantam gelombang.
Dinas Praiwisata (Dispar) Bali pun merespons hal ini.
Menurutnya peringatan perjalanan dari Australia ini adalah sebuah risiko, namun wisatawan manapun akan aman di Bali jika memahami aturan.
“Jika semua wisatawan mematuhi aturan, saya yakin mereka akan aman di Bali,” kata Kepala Dispar Bali I Wayan Sumarajaya sebagaimana dilansir Antara.
Selain itu Pemerintah setempat meminta WNA Australia memahami ketentuan visa dan persyaratan masuk dan keluar, sebab Indonesia memiliki standar ketat untuk paspor yang rusak, seperti kerusakan akibat air, sobekan kecil atau sobekan pada halaman dapat dianggap rusak.
Baca Juga: Soal Terminal LNG Sidakarya, Koster : Saya Tidak Akan Membiarkan Pembangunan Merugikan
WNA Australia juga diminta membaca do’s and don’ts sebab perilaku menyinggung yang tidak menghormati budaya, agama, tempat ibadah, dan upacara adat setempat dapat mengakibatkan hukuman pidana bahkan deportasi.
Minta Waspadai Serangan Teroris
Selain itu Australia juga menyarankan warganya "untuk sangat hati-hati di Indonesia" dalam segala hal.
Pihak berwenang meminta warga Australia mempertimbangkan kembali kebutuhan untuk pergi ke Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Mereka juga menyebutkan ada risiko serangan teroris yang terus berlanjut di Indonesia. Ikuti saran otoritas setempat jika terjadi sesuatu.
"Daerah wisata populer mungkin menjadi sasaran serangan teroris," lanjut mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah