Eviera Paramita Sandi
Senin, 02 Juni 2025 | 08:12 WIB
Baling FC melawan Kelan Oldstar di Lapangan Persi Buana, Jimbaran, Bali dalam kompetisi Bali Masters League (BML) 45+ 2025, Sabtu (31/5/2025) [Istimewa]

Namun sontekan pemain bernama Andi tersebut mampu ditepis oleh penjaga gawang dari Baling FC.

Kelan masih berupaya memberikan bola crossing ke pertahanan Baling FC namun upaya tersebut masih melenceng dari tiang gawang.

Namun Baling FC juga sempat dibuat kerepotan dengan upaya Oldstar untuk menyamakan kedudukkan hingga pemain bertahan dari Baling FC melakukan pelanggaran handsball di luar kotak penalti.

Tendangan bebas dari pemain nomor punggung 12 dari Oldstar, Suwari Anta itu belum memberikan hasil memuaskan untuk setidaknya menyamakan kedudukan dan Kelan Oldstar masih tertinggal 1- 0 dari Baling FC.

Hingga mendekati berakhirnya babak pertama, Oldstar Kelan masih berupaya melakukan serangan kepada Baling FC dan tertinggal 2:0.

Kelan Oldstar pun melakukan serang balik yang mengarahkan bola ke pojok kanan atas dari penjagan gawang Baling FC dan berhasil memperkecil ketertinggalan dengan mengubah skor menjadi 2-1.

Pertandingan terus berlanjut meski di menit-menit terakhir terjadi benturan yang membuat pemain Baling FC tergeletak di tengah lapangan dan diganti.

Kendati Kelan Oldstar terus mendominasi serangan, namun tampil apiknya kiper Baling FC Nyoman Budiarta membuat Old Star Kelan gagal memperkecil ketertinggalannya.

Hingga wasit Acen Rande meniup peluit panjang, Baling FC menang 4-1 dan berhasil memimpin klasemen sementara dengan 4 poin.

Baca Juga: Promo Spesial, Bundling IM3 Platinum Dan iPhone 16 200 GB di iBox Day Living World Denpasar

Tentang Bali Master League 45+

Kompetisi Bali Masters League 45+ tersebut menghadirkan para pemain sepakbola yang berusia paruh baya.

Bahkan, pemain tertua yang terdaftar untuk kompetisi tersebut sudah berusia 67 tahun.

Bali Masters 2025 diinisiasi oleh Adrian Champion, seorang yang berasal dari Inggris.

Niat Adrian untuk membuat kompetisi ini berangkat dari inspirasinya melihat kompetisi serupa yang berjalan di negara seperti Malaysia dan Singapura.

“Kami ingin membuat kompetisi ini untuk persahabatan, bersenang-senang dan latihan untuk mendorong pemain yang lebih tua agar tetap bermain,” ujarnya kepada Suara.com beberapa waktu lalu.

Load More