Eviera Paramita Sandi
Selasa, 20 Mei 2025 | 07:16 WIB
DPRD Bali dan PT PLN bahas ganti rugi kejadian mati listri se-Bali di Denpasar, Senin (19/5/2025). (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Suyasa menyarankan PLN dan Pemprov Bali segera mengoptimalkan energi terbarukan untuk kemandirian energi di Pulau Dewata, salah satunya adalah pengembangan dari PLTS.

Atas permintaan ini Senior Manager Distribusi PLN UID Bali I Putu Eka Astawa memastikan akan memberikan kompensasi atas kejadian mati listrik tersebut.

“Sebetulnya bahasanya itu bukan ganti rugi tapi kompensasi, apakah nanti akan dua kali (lebih murah) dari biaya beban atau tiga kali itu nanti ada mekanismenya melalui tagihan yang akan dibayarkan oleh pelanggan,” ujarnya.

Sedangkan soal pemberian kompensasi, PLN mengatakan akan berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk menyesuaikan data pelanggan yang padam beserta durasinya.

“Nanti akan kita eksekusi secara langsung, biasanya 1 atau 2 bulan setelah kejadian, jadi bukan diskon tapi kompensasi di tagihan,” kata Putu Eka.

Penyebab Bali Blackout

Sebelumnya di berbagai grup WhatsApp dan media sosial beredar kabar mati listrik di Bali terjadi karena ada gangguan kabel laut Jawa-Bali.

"Kabel laut transfer Jawa-Bali ada gangguan, sehingga seluruh pembangkit lepas. Mohon maaf atas ketidaknyamanan, kami saat ini fokus pemulihan di sistem dahulu sebelum penormalan beban," demikian kabar tersebut.

Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN Gregorius Adi Trianto menyebut hal yang tak jauh berbeda. Dia mengatakan, indikasi sementara penyebab gangguan, yakni kabel interkoneksi Jawa-Bali.

Baca Juga: Belasan Ribu Pecalang Bali Bersatu Lawan Premanisme Berkedok Ormas

Load More