Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 16 April 2025 | 11:36 WIB
Road to The 2025 Asia Grassroots Forum di UID Kampus Bali, Denpasar, (15/4/2025). [Suara.com/Eviera Paramita Sandi]

SuaraBali.id - Asia Grassroots Forum (AGF) 2025 akan digelar di Bali pada 21-23 Mei 2025.

Forum yang diadakan PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) ini mempunyai misi menjaring masukan dari UMKM untuk dijadikan usulan kebijakan saat puncak forum nanti.

Forum ini akan mempertemukan pelaku usaha, investor, pembuat kebijakan, dan inovator dari kawasan ASEAN untuk mencari solusi atas tantangan pembangunan ekonomi akar rumput.

“Amartha mengundang seluruh pemangku kepentingan untuk hadir dalam forum utama agar bersama-sama kita bisa mendorong transformasi ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” kata Head of Impact Sustainbility Amartha sekaligus project manager Asia Grasroots Forum 2025, Katrina Inandia dalam diskusi di UID Kampus Bali, pada Selasa (15/4/2025).

Baca Juga: Lebih Senior 10 Tahun, Maxime Bouttier Kaget dengan Gaya Hidup Tak Biasa Luna Maya

Dalam diskusi ini juga dihadirkan pemateri dari CELIOS yang memaparkan kondisi dan riset tentang UMKM di Indonesia.

Dijabarkan oleh Direktur Ekonomi dan Digital CELIOS, Nailul Huda bahwa saat ini UMKM di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan bisnisnya.

Tantangan tersebut mulai dari kualitas SDM yang belum merata, laporan keuangan yang belum tertib, hingga keterbatasan akses keuangan dan teknologi.

“Permasalahan internal UMKM turut berkontribusi pada sulitnya mereka naik kelas. Diperlukan pendekatan menyeluruh yang menyasar ekosistem UMKM, bukan hanya bantuan modal,” ujarnya.

Diketahui UMKM Indonesia memegang peranan penting dalam memperkuat ekonomi serta mendukung penyerapan tenaga kerja nasional.

Baca Juga: Kemenperin Minta Bali Koordinasi Soal Pelarangan AMDK, Koster : Nggak Perlu, Ini Kewenangan

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2023 menunjukkan UMKM berkontribusi 61,9 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia.

Load More