SuaraBali.id - Suasana di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, tampak berbeda selama Hari Suci Nyepi. Tidak ada hiruk-pikuk lalu lintas udara, pengumuman penerbangan, atau antrean penumpang.
Bandara yang biasanya sibuk ini sepenuhnya menghentikan aktivitasnya selama 24 jam, mulai Sabtu (29/3/2025) pukul 06.00 WITA hingga Minggu (30/3/2025) pukul 06.00 WITA.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menegaskan bahwa sebelum penghentian sementara operasional, pihaknya telah melakukan penyisiran di seluruh area untuk memastikan tidak ada penumpang yang tertinggal di dalam bandara.
“Kami telah melakukan pengecekan menyeluruh untuk memastikan bandara steril, hanya petugas jaga yang berada di lokasi,” ungkapnya dikutip dari ANTARA di Kabupaten Badung, Sabtu (29/3/2025).
Pengelola bandara juga memastikan seluruh lampu di area terminal dan perkantoran dipadamkan sebagai bagian dari kepatuhan terhadap Catur Brata Penyepian, yang mencakup amati geni (tidak menyalakan api atau listrik).
Di ruang kendali AOCC (Airport Operation Control Center), sejumlah petugas tetap berjaga untuk mengawasi kondisi bandara selama periode hening ini.
“Dari hasil pantauan, pelaksanaan Nyepi di Bandara I Gusti Ngurah Rai berjalan lancar dan sesuai dengan prosedur,” tambahnya.
Momentum Nyepi untuk Efisiensi Operasional
Selain menjadi momen sakral bagi umat Hindu di Bali, penghentian operasional bandara selama Nyepi juga menjadi kesempatan bagi pengelola untuk melakukan evaluasi dan perawatan fasilitas.
Baca Juga: Lapas Lombok Barat Antisipasi Kunjungan WBP Membludak Saat Lebaran
Menurut Ahmad Syaugi, penghentian sementara ini memungkinkan infrastruktur bandara untuk ‘beristirahat’ setelah beroperasi tanpa henti sepanjang tahun.
“Dengan tidak adanya pergerakan pesawat dan penumpang selama 24 jam, kami dapat melakukan pemeriksaan teknis dan pemeliharaan fasilitas yang jarang bisa dilakukan saat bandara beroperasi normal,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi penutupan ini, maskapai penerbangan telah menyesuaikan jadwal penerbangan mereka. Setidaknya 19 pesawat saat ini terparkir di apron bandara, siap melanjutkan operasional begitu Nyepi berakhir.
Sinergi Pengamanan dengan Desa Adat
Pengamanan bandara selama Nyepi tidak hanya dilakukan oleh petugas internal, tetapi juga melibatkan peran pecalang dari Desa Adat Tuban.
Sekretaris Desa Adat Tuban, Gede Agus Suyasa, mengungkapkan bahwa pecalang telah lama menjalin koordinasi dengan pihak bandara untuk memastikan keamanan selama Nyepi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah