Eviera Paramita Sandi
Rabu, 19 Maret 2025 | 11:12 WIB
Pedagang Minyakita di Bangli, Bali [Istimewa/beritabali]

SuaraBali.id - Adanya dugaan kurangnya volume Minyakita dari yang seharusnya tertera di kemasan membuat banyak orang ragu untuk membeli minyak goreng dari pemerintah tersebut.

Seperti halnya yang dilakukan juga oleh pedagang di Pasar Kidul, Bangli.

Mereka kini lebih teliti dalam membeli Minyakita setelah beredarnya dugaan bahwa volume minyak tersebut kurang dari satu liter.

Para pedagang tersebut kini rutin melakukan penimbangan guna memastikan kesesuaian isi dengan label kemasan.

Salah satu pedagang, Ni Wayan Sariasih, mengaku lebih berhati-hati dalam membeli Minyakita setelah mendengar informasi tersebut.

"Biasanya, saya membeli Minyakita dari tangan kedua dengan harga Rp214 ribu per dus. Namun, pernah ada sales yang menawarkan harga jauh lebih murah, yakni Rp206 ribu per dus," ujarnya, Selasa (18/3/2025).

Hal ini pun membuatnya curiga dengan perbedaan harga tersebut dan segera menimbangnya.

"Setelah ditimbang, satu liternya ternyata kurang satu ons. Karena tidak sesuai, saya akhirnya tidak jadi membeli meskipun harganya lebih murah," tambahnya.

Sejumlah pembeli juga kini meminta agar Minyakita ditimbang sebelum membelinya.

Baca Juga: Antisipasi PLN Saat Beban Puncak Kelistrikan Bali Mencapai 904 MW Saat Lebaran

Mereka merasa bingung mengapa satu merek minyak bisa memiliki harga yang berbeda.

Akibatnya pasca sidak yang dilakukan oleh pihak terkait, pasokan Minyakita di Bangli mulai berkurang.

"Setelah ada sidak, Minyakita mulai langka karena pasokannya berkurang," ujar Ni Wayan Sariasih.

Sedangkan saat ini minyak goreng dengan merek lain malah naik rata-rata Rp2 ribu per liter, dari sebelumnya Rp18 ribu kini menjadi Rp20 ribu per liter.

Sedangkan minyak curah masih stabil di angka Rp20 ribu per kilogram.

Pedagang dan masyarakat mengharapkan volume Minyakita yang dijual ke masyarakat sesuai dan tidak ada lagi dugaan pengurangan volume yang merugikan konsumen.

Load More