Eviera Paramita Sandi
Kamis, 13 Maret 2025 | 09:24 WIB
Gubernur Bali Wayan Koster sampaikan pemberian insentif bagi nama Nyoman dan Ketut mulai 2025 di Badung, Rabu (12/3/2025). (ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Anak keempat akhrinya bergelar nama Ketut. Ia berasal dari kata kuno "Kitut" yang berarti sebuah pisang kecil di ujung terluar dari sesisir pisang. Ia adalah anak "bonus" yang tersayang.

Namun adanya program Keluarga Berencana (KB) yang dianjurkan pemerintah sejak zaman orde baru membuat semakin sedikit orang Bali yang bernama Ketut.

Itu sebabnya ada kekhawatiran dari sementara orang Bali akan punahnya sebutan kesayangan ini.

Bila keluarga berencana gagal, dan sebuah keluarga memiliki lebih dari empat anak, maka mulai dari anak kelima, orang Bali mengulang siklus penamaan di atas. Anak kelima bergelar Wayan, keenam Made, dan seterusnya.

Selain itu hirarki penamaan kelahiran orang Bali memiliki sinonim, seperti untuk Wayan: Putu, Kompiang, atau Gede, untuk yang kedua yakni Made: Kadek atau Nengah, sedangkan ketiga untuk Nyoman: Komang. Tapi nama Ketut yang istimewa tak bersinonim.

Load More