SuaraBali.id - Antrean gas LPG 3 kilogram kembali terjadi di Denpasar. Setelah kemarin sempat dipadati warga, Pangkalan Sri Purnami di Jalan Gunung Merapi, Denpasar juga kembali dijejeri warga yang menanti datangnya pasokan gas LPG.
Sejumlah warga sudah mendatangi pangkalan sejak pukul 08.00 WITA, namun beberapa memilih putar balik karena mendapat informasi pasokan gas melon belum datang. Namun, tak sedikit dari mereka yang memilih bertahan.
Para warga yang sebelumnya tidak mengenal satu sama lain, kini justri berbagi cerita di tengah ketidakpastian jadwal datangnya gas tersebut.
Retno mengaku sudah ikut mengantri sejak tiga hari lalu. Dia juga mencoba mencari gas melon ke pangkalan lain namun tak juga mendapatkan hasil. Sehingga, dia memilih menunggu di pangkalan tersebut karena jadwalnya paling awal.
Dia mengaku jika jauh lebih mudah mendapatkan gas melalui warung. Meski harga yang dipatok lebih mahal, namun dia tak mempermasalahkannya selama stoknya tersedia.
“Katanya biar harganya stabil biar di agen, harganya murah 20 ribu. Tapi malah nyusahin kayak gini gak bisa jualan,” ujar Retno saat ditemui di lokasi.
Perempuan yang sehari-hari berjualan martabak itu sampai tidak dapat berjualan selama tiga hari itu akibat tidak memperoleh gas LPG dan menghabiskan waktu untuk mencari gas.
“Tiga hari (tidak bisa berjualan), tiap ke sini pagi belum datang. Nanti baru sebentar udah habis, mau gak mau nunggu kayak gini,” imbuhnya.
Sementara, seorang pria lansia juga ikut menunggu gas sejak pagi. IWK (inisial) mengaku sudah berada di lokasi sejak pukul 07.00 WITA. Dia mengaku kesulitan karena kebijakan yang baru diterapkan ini.
Baca Juga: Diprotes Masyarakat Tantowi Yahya Akan Cabut Nama Jalan Kura-kura Bali
Dia juga memberi masukan jika semestinya kebijakan pemerintah diuji coba terlebih dahulu, ketimbang langsung dilakukan dan menyusahkan.
Dia juga menilai akan lebih efektif jika pangkalan gas dibangun di setiap banjar atau RT, sehingga distribusi kepada masyarakat sekitar lebih merata.
“Tiap desa mestinya ada dibuat berapa pangkalan kan gitu, uji coba gitu, jangan seperti ini masyarakat kan susah. Satu desa berapa KK, berapa dibutuhkan pangkalan,” tuturnya.
Setelah menunggu sekitar 2 jam, truk yang membawa stok gas akhirnya datang. Para warga yang sudah mengantri kemudian berjejer rapi dan mendapatkan gas melon dengan tertib.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu