Salah satunya adalah Vinsensius (39), pria yang sehari-harinya mengandalkan bus itu untuk bekerja. Dia juga merupakan penyandang disabilitas tuna netra.
Vinsensius bekerja sebagai tukang pijat panggilan, sehingga dia dapat dipanggil ke banyak tempat. Dari tempat tinggalnya di Tabanan, dia bisa menerima panggilan pijat hingga ke Nusa Dua hanya dengan menumpang bus TMD.
Kini, dia hanya bisa bepergian mengandalkan jasa ojek online. Meski begitu, dia juga mengeluhkan tarif yang jauh lebih mahal ketimbang saat dirinya biasa menggunakan transportasi Trans Metro Dewata.
“Murah sekali, sangat murah. Karena kami penyandang disabilitas kami punya kartu khusus kenanya cuma Rp2 ribu,” ujar Vinsensius saat ditemui pada Kamis (2/1/2025).
“Sangat-sangat membantu kami. Jadi kami sebagai penyandang disabilitas, kami mohon supaya segera ditindaklanjuti supaya pekerjaan kami bisa dilancarkan,” tambah dia.
Kemunduran Bali
Berbagai ungkapan dan upaya dilakukan agar TMD diusahakan tetap eksis. Deretan komentar di kolom media sosial juga menunjukkan dampak positif yang diberikan bus itu bagi penggunanya.
Banyak dari mereka yang kemudian bersepakat menandatangani petisi di Change.org bertajuk “Lanjutkan Operasional Trans Metro Dewata Sebagai Transportasi Publik di Bali”.
Hingga Kamis (2/1/2025) sudah ada lebih dari 11 ribu orang yang menandatangani petisi publik tersebut.
Baca Juga: Nasib Bandara Bali Utara. AHY : Saya Tidak Ingin Buru-Buru
Penggagas petisi tersebut, Dyah Rooslina (51) awalnya meluncurkan petisi tersebut usai bersepakat dengan penumpang setia lainnya yang khawatir akan hilangnya TMD. Seiring berjalannya waktu, petisi tersebut kian mendapatkan perhatian publik, termasuk dari sesama pengguna.
Menurut Dyah, terhambatnya operasi TMD adalah lambang kemunduran transportasi publik di Bali. Meski menyandang status sebagai destinasi wisata ternama, namun nyatanya pemerintah tidak dapat menjaga kelangsungan transportasi umum yang sudah mendapatkan penumpang setia seperti TMD.
Padahal, Trans Metro Dewata sudah mendapat banyak kesan positif dari masyarakat dengan tarifnya yang murah hingga kondisi bus yang bersih. Termasuk juga mereka yang terbiasa menitipkan anaknya berangkat sekolah dengan TMD karena keamanan yang baik.
“Bali akan mundur jauh sekali belakang. Padahal negara maju, daerah maju itu transportasi publiknya mumpuni,” ucap Dyah.
Pemerintah masih belum memberikan keputusan terbaru apa pun meski kini TMD sudah tidak beroperasi. Terbaru, Dinas Perhubungan Provinsi Bali tengah merencanakan untuk membeli satu dari enam koridor TMD yang ada. Namun, belum ada keputusan matang yang dicetuskan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran