SuaraBali.id - Awan kelabu dan gerimis di Terminal Ubung, Denpasar, menjadi menemani ratusan sopir Bus Trans Metro Dewata (TMD) pada Kamis (2/1/2025) pagi. Mereka berkumpul di sana, menantikan kabar baik di tengah nasib mereka yang kini juga sedang abu-abu.
Puluhan Bus Trans Metro Dewata terparkir berjajar dengan rapi di terminal itu, biasanya tiap pagi bus merah tersebut sudah dipanaskan mesinnya dan siap untuk mewarnai lalu lintas Kota Denpasar dan sekitarnya.
Namun di awal tahun ini, bus tersebut resmi berhenti beroperasi.
Penyebabnya adalah anggaran. Operasional bus yang memiliki enam koridor itu selama ini didanai oleh pemerintah pusat. Namun, mulai tahun 2025, Pemerintah Provinsi Bali diminta untuk mengambil alih operasi bus berwarna merah-hitam itu. Sayangnya, Pemprov Bali belum siap untuk memangku tanggung jawab tersebut.
“Kita memang terima surat dari Jakarta ini minta biar diambil alih sama Pemprov, tapi Pemprov belum ada kapsitas waktu itu,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta beberapa waktu lalu.
Hingga akhirnya tahun berganti, rasa kecewa banyak pihak itu tak terobati hingga akhirnya harapan supaya bus merah tersebut tetap memerahkan kota Denpasar tak menjadi kenyataan.
Ratusan sopir pun menyampaikan aspirasi di hadapan manajemen perusahaan yang mengoperasikan TMD, PT Satria Trans Jaya.
Meski sudah tahu jika bus tidak beroperasi, mereka datang lengkap dengan seragam kerjanya. Mereka percaya, meski status mereka kini sudah lewat dari masa kontrak, namun masih ada harapan untuk melanjutkan mata pencaharian mereka.
“Kita percaya sama pimpinan, direksi, manajemen, bahwa mukjizat masih ada. Terbukti dengan arahan beliau untuk kita bertahan dulu,” ujar salah satu perwakilan sopir, Ida Bagus Gde Putu Riyantana.
Baca Juga: Nasib Bandara Bali Utara. AHY : Saya Tidak Ingin Buru-Buru
Menanti Harapan
Dia menjelaskan ada lebih dari 300 sopir lain yang menanti harapan sepertinya. Selain itu, masih juga ada mekanik, security, hingga tukang cuci bus yang hidupnya bergantung pada operasional bus tersebut.
Namun, Riyantana juga memikirkan kekecewaan yang dirasakan oleh penumpang setia Bus TMD. Menurutnya, banyak penumpang yang mengandalkan TMD untuk transportasi mereka bekerja sehari-hari.
Bahkan, turis mancanegara juga banyak yang menjadikan Trans Metro Dewata sebagai transportasi utama karena murah dan memiliki banyak rute.
“Banyak lah yang terkendala dari sini. Pekerjaan mereka terganggu, mereka berangkat biasanya dari Tabanan ke Kuta, di samping itu juga WNA (turis),” tuturnya.
“Yang mereka (turis) tahu kendaraan ini murah, bisa ke enam jurusan. Jadi pilihan lah bagi masyarakat atau pelancong ke Bali,” imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah