Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 24 September 2024 | 11:04 WIB
Penjor Galungan [Tiktok @r1an_202]

SuaraBali.id - Umat Hindu di Bali sebentar lagi akan merayakan Hari Raya Galungan, yaitu yang jatuh pada tanggal 25 September 2024. Ada beberapa kegiatan maupun tradisi dalam rangkaian peringatan hari raya tersebut.

Salah satu tradisi yang ada dalam peringatan Hari Raya Galungan contohnya seperti pemasangan penjor di pinggir jalan, ataupun di depan rumah.

Sebagai salah satu persiapan, umat Hindu di Bali sudah mulai memasang penjor di depan rumahnya.

Ada sebuah penjor yang sukses menyita perhatian, pasalnya dilihat dari bentuknya sangat unik, berbeda dengan penjor pada umumnya.

Baca Juga: WN Spanyol Dideportasi dari Bali Gegara Sering Ngutang!

Dalam sebuah video yang diunggah akun Tiktok @r1an_202 memperlihatkan sebuah penjor tengah dipasang di depan rumah warga.

Lucunya, bentuk dari penjor tersebut sangat unik. Bagaimana tidak, bambu yang menjadi bahan utamanya ini bentuknya melengkung.

Bukan disengaja maupun dibentuk, bambu tersebut murni melengkung di bagian bawahnya. Meski demikian, sang pemilik rumah tidak memilih untuk mengganti bambu itu, namun tetap sengaja memasangnya menjadi penjor.

Video tersebut sontak mengundang beragam komentar dari warganet. Bahkan ada yang iseng menyebutnya dengan sebutan ‘penjor skoliosis’.

“penjor scoliosis,” komentar @Ne***

Baca Juga: Sujud Syukur Usai Divonis Bebas, Ini Jawaban Nyoman Sukena soal Pelihara Landak Lagi

“Penjor ini tidak punya sinaran dari leluhurnya Artinya Nilainya NOL Harusnya ke Bawah Lurus bukan Melengkung ,” sahut @Sa***

“jek Aesthetic gati penjor e wi,” tulis @Al***

Untuk diketahui, saat Hari Raya Galungan, penjor bukan menjadi hiasan semata. Penjor ini memiliki makna mendalam bagi umat Hindu.

Penjor merupakan simbol kemenangan dan kemakmuran, serta sebagai wujud rasa Syukur dan persembahan kepada bhatara.

Pasalnya, makna dari Hari Raya Galungan sendiri merupakan kemenangan umat manusia dalam mengendalikan dirinya dari godaan hawa nafsu duniawi.

Kontributor : Kanita

Load More