SuaraBali.id - Pencemaran logam berat di laut bisa menjadi ancaman nyata atas kerusakan lingkungan termasuk biota laut. Demi mengantisipasi pencemaran lingkungan di kawasan pesisir, sivitas akademika Universitas Udayana belum lama ini menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Mengantisipasi Pencemaran Logam Berat pada Air dan Biota Laut” di Desa Penyabangan, Buleleng, Bali.
Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Kantor Desa Penyabangan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama kelompok nelayan dan pelaku budidaya ikan, mengenai bahaya pencemaran logam berat dan pentingnya pengelolaan limbah yang tepat.
"Ilmu yang didapatkan dari FGD ini sangat penting untuk disebarkan kepada para petambak dan nelayan lainnya di desa, agar pencemaran logam berat dan limbah di perairan dapat diantisipasi dengan lebih baik, demi masa depan anak cucu kita," Nyoman Sudiarta, Kepala Desa Penyabangan, dikutip pada Selasa (13/8).
Dalam FGD ini, dua akademisi dari Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, yakni Gede Surya Indrawan dan Pande Gde Sasmita Julyantoro turut dihadirkan sebagai narasumber.
Baca Juga: Dokter RSD Mangusada Ungkap Keluhan yang Dialami Prof Antara Sebelum Meninggal
Keduanya ahli memberikan pemaparan mengenai dampak pencemaran logam berat pada ekosistem laut, implementasi kebijakan pengelolaan limbah, dan pentingnya penegakan hukum untuk pelanggaran lingkungan.
Salah satu narasumber juga menjawab pertanyaan dari para peserta FGD perihal bahan kimia seperti kaporit dan klorin dalam pengelolaan tambak.
Meski tidak mengandung logam berat, kaporit dianggap dapat menyebabkan pencemaran lingkungan jika tidak diolah dengan benar sebelum dibuang ke laut.
Selain itu, akademisi kampus Udayana pun menjelaskan pencemaran limbah juga bisa memicu kerusakan terumbu karang dan menjadi media tumbuhnya penyakit jika limbah tersebut yang tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan tindakan pencegahan yang ketat dalam pengelolaan limbah tersebut.
Hendro, seorang pelaku budidaya nener turut mengajukan pertanyaan mengenai pencemaran air laut akibat limbah budidaya.
Baca Juga: Tradisi Ngusaba Bukakak di Bali, Perpaduan 3 Sekte dalam Satu Upacara
Menjawab pertanyaan itu, akademisi kampus Udayana menekankan pentingnya melakukan pengujian kualitas air dan mengelola limbah dengan benar guna menghindari dampak jangka panjang terhadap ekosistem laut.
Sementara itu, peserta lainnya Hustul menyampaikan keluhannya soal penurunan populasi ikan akibat kerusakan terumbu karang.
Sang narasumber pun menyarankan agar dilakukan pendataan dan monitoring secara berkala terhadap ekosistem laut, serta memperkuat upaya konservasi hutan mangrove yang menjadi habitat ikan kecil. (Safira Azra Bakti)
Berita Terkait
-
Hyundai Suap Mantan Bupati Cirebon Enam Kali Demi Proyek PLTU Batu Bara yang Merusak Lingkungan
-
PGTC 2024, PGN dan Universitas Udayana Jaring Terobosan & Solusi Energi Hijau di Masa Transisi Energi
-
Di Balik Klaim Zero Emisi: Mobil Listrik Tesla Malah Digugat karena Tuduhan Pencemaran Lingkungan
-
Cemari Lingkungan dan Ancam Ikan Langka, Sejumlah Produsen Ban Ternama Terancam Gugatan
-
Hakim Tipikor Denpasar Jatuhkan Vonis Bebas Mantan Rektor Universitas Udayana, Ini Kasusnya!
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
-
Satu Orang Tarik Pinjaman Rp330 Miliar dengan 279 KTP di Pinjol KoinWorks
Terkini
-
BRI Raih Best API Initiative untuk Komitmen Hadirkan Solusi Perbankan Digital yang Inovatif dan Aman
-
NTB Uji Coba Makan Siang Gratis Untuk Murid SD, Seperti Ini Menunya
-
Visi Misi Cagub Bali Saat Debat Dinilai 'Daur Ulang', Frontier : Tak Ada Gagasan Baru
-
Bisnis Prostitusi Berkedok Spa Sampai ke Karangasem, Pekerjanya Bisa Hanya Dapat Rp 100 Ribu
-
Pria Italia Mendadak Jatuh di Restoran Dan Meninggal Dunia, Ngaku Sempat Terkena Sinar Matahari