Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 02 Agustus 2024 | 21:10 WIB
Lokasi penembakan PMI di kebun sawit perorangan kawasan Sepupok, Niah, Miri, Sarawak, Malaysia. [Facebook @Polis Daerah Miri]

SuaraBali.id - Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) Abdul Gafur asal Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diduga menjadi korban penembakan di Kebun Sawit, Malaysia. Hingga saat ini peristiwa tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak terkait sehingga jenazah belum bisa segera dipulangkan ke tanah air.

Orangtua korban, Saderun mengatakan belum mendapatkan informasi yang jelas terkait kronologi hingga anaknya meninggal.

Karena saat ini yang diharapkan adalah jenazah anaknya bisa segera dipulangkan ke kampung halamannya yaitu di Lombok Timur.

“Jenazah korban bisa cepat pulang itu saja permintaan dari pihak keluarga,” katanya Jumat (2/8/2024) malam kepada Suarabali.id.  

Baca Juga: Modus Licik Sindikat Penipuan Online Taiwan di Bali: Incar Korban di Malaysia, Atasan di Luar Negeri

Ia bercerita, ketika berangkat untuk memutuskan menjadi PMI ke Malaysia, Abdu Gafur pergi tanpa sepengetahuan keluarga. Dimana, korban berangkat sendiri ke negeri Jiran tersebut untuk bekerja di kebun sawit.

“Tidak tahu. Dia pergi sendiri kita saja tidak tahu,” ungkapnya.

Ia mengaku, memiliki keterbatasan untuk menggali lebih dalam informasi tentang anaknya. Namun setelah mendapat kabar anaknya meninggal, pihak keluarga meminta doa agar jenazah bisa segera dipulangkan.

“Kita tetap minta doa saja. Penanganan bisa cepat selesai itu saja permintaan kita,” katanya.

Sementara itu, Pj. Gubernur NTB Hassanudin mengatakan saat ini pemerintah daerah sedang mencari kebenaran informasi yang beredar ditengah masyarakat.

Baca Juga: Paus Terdampar di Pantai Pringgabaya, Aparat Gabungan Minta Jangan Dibunuh

Selain itu, berupaya berkomunikasi dengan pihak keluarga untuk mengetahui proses keberangkatan korban.

“Begitu saya dapat informasi tersebut saya langsung perintah bagian terkait termasuk berkoordinasi dengan lintas sectoral dan langkah-langkah,” ujarnya.

Menurut Hassanudin, kasus bisa menjadi pembelajaran bagi semua masyarakat agar menggunakan jalur-jalur resmi. Karena dengan begitu, jika ada masalah yang dihadapi ada hak perlindungan yang didapatkan.

“Namun demikian, manakala tidak melalui proses yang benar tentunya kita tidak semulus menangani langkah-langkah yang resmi,” ucapnya.

Untuk pemulangan jenazah kata Hassanudin sedang dikoordinasikan. Pemprov NTB akan membantu untuk pengurusan jenazah korban.

“Itu yang sedang kita koordinasikan dan pemulangannya nanti kita urus,” tutupnya.

Kontributor Buniamin

Load More