SuaraBali.id - Proyek pembangunan kereta gantung ke Gunung Rinjani belum juga dimulai. Proyek pembangunan terkendala oleh proses analisis dampak lingkungan (amdal) yang masih berproses di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI.
Plt. Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) RI, Wahyu Hidayat mengatakan saat ini pengurusan amdal masih dalam proses di Kementerian LHK RI. Hal ini berdampak pada molornya pembangunan fisik untuk proyek tersebut yang nilainya mencapai Rp2,2 triliun.
“Kalau kereta gantung masih urus AMDAL di kementerian. Kalau kendala masih berproses kan di kementerian,” katanya Selasa (30/7) siang.
Pemprov NTB katanya belum bisa menyatakan proyek tersebut tidak bisa terealisasi atau tidak. Pasal, proses pengurusan amdal masih dilakukan di kementerian.
Baca Juga: Mesin Bermasalah, Fast Boat Tenggelam di Gili Trawangan, Ini Keadaan 3 Penumpangnya
“Jadi kalau kita bilang tidak jadi kan belum ada keputusan itu. Buktinya mereka masih ngurus,” katanya.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti kendala dalam pengurusan amdal. “Ruang itu tidak bisa kita masuk. Kementrian punya dan kementerian LHK lagi itu,” katanya.
Jika pengurusan amdal di daerah kata Wahyu bisa selesai selama enam bulan. Namun pengurusan amdal ke Kementerian LHK ini sudah cukup lama yaitu sejak tahun 2023 lalu.
“Sebenarnya kalau di daerah AMDAL itu setahu saya kurang lebih enam bulan. Tapi saya tidak tahu dinamika lapangan yang mereka hadapi. Itu belum masuk ke kami,” tegasnya.
Amdal ini katanya menjadi persyaratan yang harus dilengkapi proses pengurusan perizinannya. Namun karena amdal yang belum keluar, kini berdampak pada proses pengerjaan fisik kereta gantung belum dimulai yang rencana awalnya dimulai tahun 2024 ini.
Baca Juga: Meskipun Sempat Hujan, NTB Tetap Harus Waspada Ancaman Kekeringan
“Kalau dibilang molor ya berarti molor. Karena ini berarti sudah 2024 sudah bisa konstruksi targetnya. Intinya satu saya bisa berkomunikasi lagi dengan mereka kapan karena saya nge-push posisi mereka ingin cepet tapi mereka memberikan izin keputusan itu kementerian,” ungkapnya.
Menurutnya, molornya keluarnya amdal ini disebabkan karena kawasan tersebut masuk taman nasional gunung rinjani (TNGR). Selain itu, masih ada masyarakat yang belum setuju dengan proyek tersebut.
“Saya tidak bisa menjadi ada hal-hal yang menjadikan mereka harus diskusi panjang. Mungkin salah satu karena TNGR,” ujar Wahyu.
Sosialisasi sudah dilakukan kepada masyarakat. Namun untuk mendapatkan persetujuan semua masyarakat disebut hal yang cukup sulut.
“Tapi yang dilakukan ada meminimalisir kemustahilan. Dia mengurangi pro kontra dari masyarakat. sampai dia sudah bawa ke kementerian sudah clear di masyarakat," tutupnya.
Kontributor : Buniamin
Berita Terkait
-
KPK Panggil Ketua dan Sekretaris Pokja Kasus Dugaan Korupsi Proyek Shelter Tsunami di NTB
-
Tak Sembarang Orang Bisa, Ini Arti Gelar Tuan Guru Bajang di Lombok
-
Spekulasi di Balik Mundurnya TGB dari Perindo, Buntut Kakak dan Sahabat Sama-sama Maju Pilgub NTB?
-
Profil Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Tokoh di NTB yang Keluar dari Perindo
-
Kejati NTB Tunda Kasus Korupsi Oknum DPRD, Ada Apa?
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
-
Pegawai Komdigi Manfaatkan Alat AIS Rp250 M untuk Lindungi Judol, Roy Suryo Duga Ada Menteri Ikut 'Bermain'
-
Trump Effect! Wall Street & Bursa Asia Menguat, IHSG Berpotensi Rebound
-
Baru Sebulan Jadi Bos NETV, Manoj Punjabi Mengundurkan Diri
-
Harga Emas Antam Meroket! Naik Rp14.000 per Gram Hari Ini
Terkini
-
BKSDA Minta Waspadai Kemunculan Ular Piton di Rumah Warga Saat Musim Hujan
-
Anomali Cuaca Ekstrem di Mataram Bisa Terjadi Sewaktu-waktu, Nelayan Diminta Waspada
-
Masyarakat Bali Diajak Periksa Bila Temukan Gejala TBC, Biaya Ditanggung BPJS Dan Global Fund
-
Turis Asal Arab Saudi Ditemukan Tak Bernyawa di Hotel Kawasan Legian
-
Bule Rusia Overstay di Bali Berdalih Tak Tahu Aturan Dan Paspornya Terselip