Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 20 Juli 2024 | 17:31 WIB
RM Ari Suseno, peracik jamu di Toya Devasya Resort, Kintamani, Bangli, Bali, Jumat (19/7/2024) [Suara.com / Eviera Paramita Sandi]

Awalnya pak Ari adalah seorang guru biologi sebuah SMA di Surabaya. Namun ia merasa gaji guru saat itu sangatlah kecil hingga tak bisa bertahan dengan pekerjaan tersebut.

Apalagi kala itu ia sudah memiliki istri dan dua orang anak yang harus dihidupi, Ari pun beralih profesi ke bidang lain yakni pariwisata yang hingga saat ini digelutinya.

“Awal ke Bali saya diajak orang Jepang yang membuat hotel di Legian,” tuturnya. Hingga dalam perjalanan kariernya ia menjadi General Manager di Puri Bening Hotel. Namun sayangnya hotel itu tutup permanen.

“Saya saat itu mau pulang karena hotel sudah tutup, saya pamit ke pak Ketut, pemilik Toya Devasya yang saat itu juga ketua PHRI Bali. Tapi sama pak Ketut dibilang ngapain pulang, di sini saja,” kisahnya lagi.

Akhirnya, pria yang sudah berkecimpung puluhan tahun di dunia pariwisata di Bali hingga luar negeri diantaranya Jepang dan Jerman ini pun memilih ikut bergabung di Toya Devasya sepenuhnya.

Sampai saat ini, Pak Ari mengaku selalu mendapatkan hal balasan baik dari pelayanannya kepada tamu dan berharap selalu demikian.

Load More