Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 13 Juli 2024 | 12:59 WIB
Sejumlah imigran saat tiba di pelabuhan penyebaran Bolok, Kupang, NTT (11/7/2024). Sebanyak 44 Imigran berkebangsaan Bangladesh dan Rohingya (Myanmar) pada Senin (8/7/2024) lalu terdampar di pesisir Pantai Kabupaten Rote Ndao, setelah sempat hendak berlayar ke Austarlia namun diusir oleh aparat Australia Border Force (ABF). ANTARA /Kornelis Kaha.

SuaraBali.id - Imigran asal Bangladesh bernama Muhammad Manna mengaku bahwa dirinya diantar ke Indonesia oleh seorang nahkoda kapal.

Menurut penuturannya nahkoda asal Indonesia sempat mengantar 44 imigran asal Bangladesah dan Myanmar masuk ke wilayah perbatasan Indonesia-Australia, namun saat ditangkap mereka terpisah.

"Kami diantar oleh seorang pria asal Indonesia sejak berangkat dari wilayah Jawa Barat pada 15 Juni 2024 lalu," katanya saat ditemui di rumah detensi imigran (Rudenim) Kupang, Jumat (12/7/2024).

Cerita perjalanannya tersebut dikatakannya saat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Nusa Tenggara Timur Marciana D Jone melakukan kunjungan kerja di Rudenim Kupang untuk melihat langsung kondisi para Imigran tersebut.

Baca Juga: Cegah Aksi Koboy, Polres Kupang Tarik Senajata dari Anggota yang Sedang Terganggu

Manna mengatakan perjalanan mereka dari Jawa Barat ke Australia ditempuh dalam waktu tiga hari. Dan mereka ditangkap oleh aparat dari Australian Border Force (ABF) pada 18 Juni 2024.

Sejumlah WNA itu lalu ditahan selama 18 hari di atas kapal, kemudian pada tanggal 7 Juli 2024 mereka diberikan dua unit kapal berbahan dasar viber lalu sebelum disuruh Kembali ke Indonesia, mereka diajarkan beberapa jam untuk mengemudikan kapal itu. (ANTARA)

Load More