Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 06 Juli 2024 | 18:00 WIB
Ni Luh Djelantik [Tangkap Layar Youtube Deddy Corbuzier]

SuaraBali.id - Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik alias Ni Luh Djelantik menangis di hadapan Deddy Corbuzier. Ia tak kuasa menahan air matanya, melihat keadaan Bali yang kini semakin memprihatinkan.

Ia merasa banyak tanda tanya di di kepalanya soal keadilan yang diterapkan pemerintah Indonesia.

Ni Luh memperumpamakan dengan kasus yang pernah terjadi di Indonesia, bahwa rakyat kecil yang mencuri singkong pun harus menerima hukuman setimpal bahkan lebih untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Namun, Ni Luh tak habis pikir, mengapa jika terjadi hal yang sama pada Warga Negara Asing (WNA) justru mereka tidak diperlakukan layaknya orang Indonesia yang melanggar aturan.

Baca Juga: Tumpek Landep: Tradisi Mensyukuri Benda Logam di Pulau Dewata

“Kalau misalnya warga negara kita ada yang mengambil singkong karena dia kelaparan terus dipenjara, kenapa kita begitu tegas terhadap orang yang ngambil singkong karena lapar kita penjara dia satu tahun, terus si WNA itu kita bisa mengatakan bahwa karena dia lapar, No! That’s no!,” urai Ni Luh dikutip dari Kanal Youtube Deddy Corbuzier pada Sabtu (6/7/24).

Dalam podcast Deddy Corbuzier itu, Ni Luh mencurahkan isi hatinya. Ia bahkan tak kuasa menahan air matanya lagi.

Meski demikian, Ni Luh mengatakan bahwa dirinya sebenarnya bukanlah anti Bule. Ia hanya ingin melindungi serta menyuarakan hak dari warga lokal yang selama ini hidupnya sudah mulai terusik dengan tingkah bule yang tak bertanggung jawab.

“Ini bukan tentang Anti Bule, suamiku juga WNA, Putri kami juga mix, semua ini tentang bagaimana kita menjaga, melindungi, mempertahankan dan menyuarakan hak dari warga lokal,” ungkapnya.

Dalam momen tersebut, Ni Luh Djelantik juga menceritakan bahwa dirinya orang yang asli dan lahir di Bali pernah juga merasakan didiskriminasi.

Baca Juga: Resep Serombotan Khas Klungkung, Gurih Segar Cocok Untuk Menu Siang Hari

“Aku ini orang asli Bali, aku lahir di Bali, dan aku merantau ke Jakarta. Pada saat aku pulang kampung ke Bali, aku secara jujur juga mengalami hal-hal yang kita sebut diskriminasi itu,” aku Ni Luh.

“Cuman aku orangnya kan keras, jadi aku langsung on point, ngasih teguran dan lain sebagainya,” tambahnya.

Ni Luh Djelantik akhirnya menjawab pertanyaan warganet selama ini perihal warga Indonesia yang dianaktirikan saat berkunjung ke Bali.

Pelayanan penuh dan sempurna seakan-akan hanya dipersembahkan untuk para WNA. Sementara wisatawan lokal hanya dilayani secara sepantasnya saja.

Hal ini tentu membuat Ni Luh merasa terpukul dan sangat bersalah. Ia kemudian mengungkapkan permohonan maafnya untuk masyarakat Indonesia atas apa yang sudah mereka alami selama berkunjung ke Bali.

“Kami minta maaf atas ketidaknyamanan, atas pelayanan yang diterima yang membuat wisatawan Indonesia bersedih, saya minta maaf dari lubuk hati yang paling dalam,” ungkapnya.

Kontributor : Kanita

Load More