SuaraBali.id - Ahli Independen PBB mempertanyakan kejelasan terhadap peristiwa intimidasi yang berujung pembatalan kegiatan People’s Water Forum (PWF) di Bali. Pernyataan tersebut dimuat dalam situs resmi Departemen Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) pada Kamis (30/05/2024).
Dalam pernyataan tersebut mereka menyayangkan adanya tindakan intimidasi tersebut. Menurut mereka, kegiatan PWF selalu diselenggarakan berbarengan dengan World Water Forum (WWF) namun selalu berjalan baik-baik saja.
“Sampai saat ini, meskipun kedua forum mengambil pendekatan yang berbeda, mereka bisa digelar berbarengan dengan saling menghargai. Keseimbangan ini kini telah rusak. Pandangan kritis seharusnya diperbolehkan dan dihormati dalam setiap masyarakat demokratis,” tulis pernyataan tersebut, dikutip Senin (03/06/2024).
Mereka juga meminta kejelasan kepada pemerintah terkait peristiwa tersebut. Menurut mereka, keamanan semua orang termasuk para aktivis juga merupakan tanggung jawab dari pemerintah.
Baca Juga: Sang Made Mahendra Akan Maju Cagub Bali, Bersaing Dengan Koster Dan Giri Prasta?
“Menjadi tugas pemerintah untuk menjamin keamanan dari semua orang, termasuk aktivis Indonesia dan pelindung HAM dan air, dan memastikan mereka dapat melakukan pekerjaan HAM mereka dan menggunakan hak mereka untuk berkumpul dan berserikat dengan damai,” disadur di hari yang sama.
Ditanyai terkait hal tersebut, Pj Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya menjelaskan jika pihaknya tidak melarang kegiatan yang bersifat penyampaian aspirasi. Dia menyerahkan proses kasus pembatalan PWF itu kepada Polda Bali.
Seperti diketahui, pihak penyelenggara PWF juga melaporkan beberapa kasus yang terjadi selama intimidasi dan penutupan lokasi kegiatan tersebut.
“Yang jelas kami dari Pemprov Bali tidak pernah melarang adanya penyampaian aspirasi baik dalam bentuk diskusi ilmiah,” ujarnya saat ditemui di GOR Lila Buana, Kota Denpasar, di hari yang sama.
“Itu kan bagus sekali dan tentu itu sudah ditangani tersendiri oleh Polda Bali, kita tunggu saja,” imbuhnya.
Baca Juga: Ini Respons PJ Gubernur Bali Soal 180 Sopir Dan Petugas Pemprov yang Ingin Jadi PPPK
Mahendra juga menambahkan jika dirinya tidak mempermasalahkan adanya perbedaan pandangan dalam penyampaian aspirasi. Termasuk dengan penyelenggaraan PWF yang berbarengan dengan digelarnya WWF.
Berita Terkait
-
Titik Nadir Gaza? UNRWA: Tak Ada Lagi Harapan, Pasokan Kemanusiaan Kritis
-
Gempa Perparah Krisis Myanmar: PBB Desak Pendanaan Darurat di Tengah Perang Saudara
-
Harta Karun Zaman Besi Ditemukan di Inggris, Bernilai Rp 5,4 Miliar!
-
Ahli Tarot Terawang Kedekatan Verrell Bramasta dengan Fuji: Ini Artinya ...
-
Ulasan Film Wanita Ahli Neraka, Nasib Istri Solehah Bersuamikan Fir'aun
Tag
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
Pilihan
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
-
Sosok Murdaya Poo, Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia Meninggal Dunia Hari Ini
-
Prabowo Percaya Diri Lawan Tarif Trump: Tidak Perlu Ada Rasa Kuatir!
-
Magisnya Syawalan Mangkunegaran: Tradisi yang Mengumpulkan Hati Keluarga dan Masyarakat
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
Terkini
-
Malas Masak? Jalan Airlangga Jadi Surga Lebaran Ketupat: Menu Lengkap, Harga Murah
-
Ribuan Warga Padati Lebaran Topat di Makam Bintaro & Loang Baloq Mataram
-
BRI Dukung Ekspansi Global Bisnis Aksesori UMKM Ini Dengan Solusi Keuangan Utama
-
Arus Balik Lebaran 2025 Meningkat, Terminal Mengwi Bali Catat Lonjakan Penumpang Dibanding 2024
-
Program Pemberdayaan UMKM oleh BRI Mampu Tingkatkan Skala Bisnis Unici Songket Silungkang