SuaraBali.id - Salah satu pantai di Bali yang paling terkenal adalah pantai Kuta. Di pantai ini ada banyak wisatawan setiap harinya menikmati matahari terbenam yang indah.
Pantai Kuta sendiri sudah banyak berubah. Namun demikian, bagi wisatawan, mungkin tak lengkap rasanya bila ke Bali tanpa mengunjungi pantai ini.
Nama Kuta pun tersohor, namun tahukah anda sejarah di balik nama ini? berikut ulasannya.
Asal Usul Nama
Baca Juga: Cerita di Balik Bule Brazil Ngamuk Lalu Hancurkan Kafe di Jimbaran
Nama "Kuta" berasal dari kata Sanskerta "kota", yang berarti benteng atau istana. Nama ini diberikan oleh Kerajaan Majapahit pada abad ke-14, ketika kawasan pantai tersebut menjadi tempat tinggal para pembesar kerajaan.
Pada abad ke-16, Pantai Kuta menjadi salah satu pelabuhan penting bagi Kerajaan Gelgel di Bali. Pada abad ke-17, Belanda tiba di Bali dan menjadikan Pantai Kuta sebagai pusat perdagangan dan militer.
Pantai ini menjadi tempat wisata pada awal abad ke-20, Pantai Kuta mulai menarik minat wisatawan mancanegara. Keindahan pantai, ombaknya yang cocok untuk selancar, dan suasana tropisnya membuat Pantai Kuta menjadi destinasi wisata yang populer.
Perkembangan Pariwisata
Setelah kemerdekaan Indonesia, pariwisata di Pantai Kuta terus berkembang pesat. Pada tahun 1970-an, resor-resor besar dan hotel-hotel mewah mulai dibangun di sepanjang pantai. Infrastruktur juga diperbaiki untuk menampung jumlah wisatawan yang terus meningkat.
Baca Juga: Berawal dari 3 WN Nigeria, Imigrasi Tangkap 24 WNA Lainnya yang Overstay
Namun saat ini, Pantai Kuta adalah salah satu destinasi wisata paling terkenal di Bali dan Indonesia. Pantai ini terkenal dengan ombaknya yang bagus untuk berselancar, matahari terbenamnya yang indah, dan kehidupan malamnya yang semarak.
Selain pariwisata, Pantai Kuta juga memiliki budaya lokal yang unik. Kawasan pantai ini adalah rumah bagi komunitas nelayan dan pengrajin yang membuat kerajinan tangan dan souvenir tradisional. Pantai Kuta juga menjadi tempat diselenggarakannya upacara keagamaan Hindu dan festival budaya.
Perkembangan pariwisata di Pantai Kuta telah berdampak positif dan negatif terhadap kawasan tersebut. Positifnya, pariwisata telah membawa lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat.
Namun, pariwisata juga menimbulkan masalah seperti kemacetan lalu lintas, kepadatan penduduk, dan polusi lingkungan. Demikian pula dengan batas di pantai ini yang sudah banyak berubah karena adanya abrasi yang cukup kuat. Sehingga daratan di bibir pantai ini pun semakin lama semakin curam.
Berita Terkait
-
Sepak Terjang Syakir Sulaiman, Pemain Bali United di Tahun 2017 Kini Jadi Pengedar Narkoba
-
Ingin Kepulauan Seribu Jadi Destinasi Wisata, Pramono Anung Bakal Benahi Transportasi Laut
-
BRI Liga 1: Persib Minta Laga Lawan Bali United Ditunda, Ada Apa?
-
Tegas! Goenawan Mohamad Wanti-wanti Prabowo: Jangan jadikan Bali Seperti Singapura atau Hong Kong!
-
Nikmati Keindahan Bali dengan Makan Malam Bergaya di Taittinger Champagne Dinner
Terpopuler
- Mahfud MD Sebut Eks Menteri Wajib Diperiksa Kasus Judol Pegawai Komdigi, Budi Arie Bilang 'Jangan Kasih Kendor'
- Rocky Gerung Spill Dalang yang Bongkar Kasus Judi Online Pegawai Komdigi
- Kejanggalan Harta Kekayaan Uya Kuya di LHKPN KPK, Dulu Pernah Pamer Saldo Rekening
- Berani Sentil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Segini Harta Kekayaan Melly Goeslaw
- Bak Gajah dan Semut, Beda Citra Tom Lembong vs Budi Arie Dikuliti Rocky Gerung
Pilihan
-
Pindad Segera Produksi Maung, Ini Komponen yang Diimpor dari Luar Negeri
-
Petinggi Lion Air Masuk, Bos Garuda Irfan Setiaputra Ungkap Nasibnya Pada 15 November 2024
-
Profil Sean Fetterlein Junior Kevin Diks Berdarah Indonesia-Malaysia, Ayah Petenis, Ibu Artis
-
Kritik Dinasti Politik Jadi Sorotan, Bawaslu Samarinda Periksa Akbar Terkait Tuduhan Kampanye Hitam
-
Bakal Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siapa yang Dirubah Engga Tahu!
Terkini
-
3 Maskapai Kembali Batalkan Penerbangan Karena Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
-
Jelang Debat Kedua, TGB Sholat Jumat Bersama Zulkieflimansyah, Lawan Kakaknya di Pilgub NTB
-
BKSDA Minta Waspadai Kemunculan Ular Piton di Rumah Warga Saat Musim Hujan
-
Anomali Cuaca Ekstrem di Mataram Bisa Terjadi Sewaktu-waktu, Nelayan Diminta Waspada
-
Masyarakat Bali Diajak Periksa Bila Temukan Gejala TBC, Biaya Ditanggung BPJS Dan Global Fund