Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 29 Mei 2024 | 17:21 WIB
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri PPN, Suharso Monoarfa saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Rabu (29/5/2024) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

SuaraBali.id - Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia sudah membuka peluang bagi investor untuk berinvestasi pada pembangunan fasilitas penunjang kereta cepat atau LRT (Lintas Raya Terpadu) di Bali. Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri langsung penyampaian dokumen minat investasi untuk fasilitas penunjang LRT tersebut.

Fasilitas penunjang LRT yang dimaksud adalah dengan membangun sarana pendukung yang nantinya ada di sekitar beroperasinya LRT. Dengan direncanakannya pembangunan LRT bawah tanah di Bali, maka pembangunan fasilitas penunjang nantinya juga akan dibangun di bawah tanah.

Bahlil menjelaskan jika fasilitas penunjang kereta LRT dinilai penting bagi pariwisata Bali. Sebab, fasilitas tersebut dinilai bisa menjadi sumber pendapatan sampai menjadi ikon baru bagi Bali.

Fasilitas pendukung seperti hotel, minimarket dan lainnya akan dibangun di bawah tanah.

Baca Juga: Dugaan Intimidasi Panitia The Peoples Water Forum (PWF) di Bali Dilaporkan ke Polisi

“Saya pikir kalau ini bisa diimplementasikan, maka infrastruktur, transportasi, dan hotel-hotel yang mungkin di bawah tanah nantinya bisa mendatangkan sumber pendapatan baru dan sekaligus menjadi ikon baru untuk Bali,” ujar Bahlil saat ditemui di Kantor Gubernur Bali, Rabu (29/5/2024).

Bahlil juga menjanjikan jika proses perizinan untuk investasi ini telah dikomunikasikan dengan Menteri PPN, Suharso Monoarfa.

“Urusan izin-izin nanti atas perintah Pak Harso nanti kita bantu untuk percepat,” imbuh Bahlil.

Sementara itu, Suharso yang juga menghadiri kegiatan tersebut juga mendukung proyek LRT dan fasilitas penunjangnya agar segera dikerjakan. Namun, dia menekankan juga agar proyek tersebut tidak merusak kebudayaan dan lingkungan yang ada di Bali.

Suharso juga mengingatkan Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya untuk mewujudkan peraturan mengenai tata ruang bawah tanah mengingat pembangunan akan dikerjakan di bawah tanah.

Baca Juga: Geng Gaza di Denpasar Bikin Resah, Anggotanya Puluhan Anak SMP

“Tadi saya sampaikan peraturan-peraturan harus segera diwujudkan. Terutama peraturan untuk mengatur tata ruang bawah tanah,” ujar Suharso.

Sementara itu, Direktur PT. Sarana Bali Dwipa Jaya, Ari Askhara menyebut jika pihaknya sudah menerima ketertarikan dari 8 investor terkait proyek ini. Namun, baru 1 pihak investor yang menyatakan langsung minatnya.

Dalam komitmen verbal, Ari menyebut nominal investasi proyek tersebut disebut mencapai USD 20 miliar.

“Sampai saat ini dari market hearing yang kita ketahui ada 8 investor global yang sudah menyatakan minat dan sampai saat ini baru sekali ini, dari BIP yang menyatakan. Dari komitmen verbal yang disampaikan kami mencapai USD 20 miliar,” ujarnya pada kesempatan yang sama.

Pembukaan minat investasi tersebut sudah dibuka meski proyek LRT belum mulai dikerjakan. Tahap groundbreaking LRT di Bali sendiri baru direncanakan untuk dilakukan pada Bulan September 2024 mendatang.

Proyek LRT di Bali baru direncanakan untuk menghubungkan Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Central Parkir Kuta pada tahapan pertama.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

Load More