Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 16 Mei 2024 | 18:13 WIB
Festival Puputan Badung 2014 di Denpasar, Sabtu (20/9). Kegiatan bidang seni budaya selama sebulan itu melibatkan sekitar 1.000 seniman untuk memperingati 108 tahun Perang Puputan Badung yaitu pertempuran titik darah penghabisan warga Badung melawan Belanda pada tahun 1906. [Antara/Nyoman Budhiana]

SuaraBali.id - Pulau Bali, menjadi tempat yang dipilih oleh Pemerintah Indonesia untuk menggelar acara besar, The 10th World Water Forum (WWF).

Salah satu upacara yang akan dilakukan guna menyambut acara tersebut adalah Upacara Segara Kerthi.

Upacara ini rencananya akan digelar pada 18 Mei 2024 di Pantai Bali Turtle Island Development (BTID). Dalam rangkaian Upacara Segara Kerthi ini akan ditampilkan beberapa tari tradisional yang bertujuan untuk mengenalkan budaya Bali, sekaligus menghibur para tamu undangan.

Salah satu tari tradisional yang akan dipersembahkan yaitu Tari Rejang. Mendengar kata ‘Tari Rejang’ mungkin sedikit asing di telinga warga luar Bali.

Baca Juga: Delegasi WWF Dapat Jalur Khusus di Tol Bali Mandara Dan Akan Ada Buka Tutup

Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional yang dimiliki oleh suku Bali.

Tari Rejang biasanya ditampilkan secara khusus oleh perempuan. Gerak-geriknya sangat sederhana, namun progesif dan lincah.

Tarian ini memang digelar di pura pada waktu berlangsungnya suatu upacara adat atau upacara keagamaan Hindu Dharma.

Tari Rejang menggambarkan seorang putri yang sedang menikmati keindahan laut. Tak heran jika ditampilkan oleh penari perempuan secara lemah lembut.

Gerakan para penari yang lemah lembut itu dipadukan dengan iringan gamelan yang mengalun indah mengikuti gerak-gerik penari.

Baca Juga: Pos Pintu Masuk Bali di Pelabuhan Gilimanuk Diperketat Jelang WWF

Tarian ini dibawakan oleh para penari perempuan dengan hidmat, dan penuh rasa pengabdian kepada Dewa-Dewi Hindu.

Tak hanya Tari Rejang saja, beberapa tarian tradisional Bali juga akan ditampilkan dalam Upacara Segara Kerthi, seperti Tari Sanghyang Jaran, Tari Sanghyang Dedari, Tari Baris Cerekuak, dan Tari Topeng Sidakarya.

Kontributor : Kanita

Load More