Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 26 Maret 2024 | 18:28 WIB
Mensos Tri Rismaharini saat ditemui di Pusat Oleh-oleh Bali Krisna, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Selasa (25/3/2024) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

SuaraBali.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini menangis saat menceritakan kisahnya membantu kaum difabel untuk dapat bekerja. Momen tersebut terjadi saat Risma menghadiri Launcing Produk Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Program Pemberdayaan Sosial di Pusat oleh-oleh Krisna, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (25/3/2024).

Saat memberikan kesannya, Risma langsung menangis dengan wajah yang nampak memerah. Setelah beberapa saat mengelap air matanya, dia menceritakan bahwa membantu kaum difabel adalah salah satu ketakutan yang dia rasakan sejak pertama kali menjabat sebagai Menteri Sosial.

“Waktu saya dipilihnya sebagai Mensos, itu terus terang bagi saya berat sekali. Saya sebetulnya ketakutan, kalau saya tidak bisa membantu mereka (kaum difabel) untuk meringankan beban hidupnya,” ujar Risma sambil mengelap air matanya.

Keinginan Risma adalah agar kaum difabel mampu untuk mandiri karena menurutnya tidak selamanya mereka bisa bergantung dengan orang lain. Sehingga, dirinya memang berkeinginan untuk membekali kaum difabel dengan keahlian-keahlian yang nantinya bisa digunakan untuk menopang hidupnya.

Baca Juga: Agen Wisata Dan Hotel di Bali Diusulkan Tarik Pungutan Rp 150 Ribu ke Wisman

Namun, dia menyadari jika kaum difabel dihadapkan dengan kendala yang besar seperti keberadaan sekolah yang terbatas. Selain itu, dia menyebut kaum difabel masih sering mendapat perundungan dari lingkungannya dan bahkan dianggap aib bagi orang tuanya.

“Yang saya tahu bahwa bukan hanya mereka harus melawan keterbatasannya, tapi mereka juga seringkali direndahkan oleh orang-orang di sekitar mereka,” imbuhnya.

Menurutnya masih banyak perusahaan yang tidak mematuhi Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas. Peraturan tersebut berkaitan dengan kuota minimal dalam perusahaan untuk mempekerjakan kaum difabel.

Namun, Mantan Walikota Surabaya itu menilai jika penyerapan tenaga kerja difabel pasca pandemi Covid-19 memang sudah membaik.

Dalam kegiatan tersebut, Risma juga turut menyalurkan tiga orang difabel yang dijadikan karyawan bidang produksi makanan di Pusat Oleh-oleh Bali Krisna.

Baca Juga: Tradisi Tepuk Daun Ying-ying di Singaraja, Dipercaya Bisa Bikin Anak Cepat Jalan

Momen lainnya yang membuat Risma terharu adalah niat pemilik Pusat Oleh-oleh Bali Krisna, I Gusti Ngurah Anom atau Ajik Krisna yang telah mempekerjakan kaum difabel dalam perusahaannya.

Terlebih, Risma juga memuji rencana Ajik Krisna yang ingin membangun pabrik makanan pie susu dengan mempekerjakan 100 persen kaum difabel.

“Memang tidak mudah mencari orang seperti Ajik yang mau menerima seperti itu. Tapi nanti kalau Ajik bisa membuktikan, kalau mereka (kaum difabel) tidak beda bahkan saya ada d itempat lain mereka jauh lebih semangat, lebih produktif,” tutur Risma.

Pada kesempatan yang sama, Ajik juga menuturkan niatnya untuk membuat pabrik dengan tenaga 100 persen difabel itu didasari karena pengalamannya mempekerjakan difabel. Saat ini, dirinya mempekerjakan 70 difabel dari total 350 karyawannya.

Dia mengaku mengevaluasi kinerja difabel pasca pandemi dan menemukan jika pekerja difabel memiliki kinerja yang lebih baik.

“Setelah pandemi kita mengevaluasi anak-anak difabel ternyata kinerjanya jauh lebih rajin dibandingkan dengan kita yang normal,” pungkas Ajik.

Kontributor : Putu Yonata Udawananda

Load More