SuaraBali.id - Penderita penyakit katastropik di wilayah Denpasar meningkat. Dalam catatan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, Bali, ada 229 ribu pasien dengan penyakit katastropik selama tahun 2023 atau naik dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 194 ribu jiwa.
“Penyakit katastropik yang terbanyak itu diabetes melitus, hipertensi, dan jantung,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Denpasar Nyoman Wiwiek Yuliadewi, Rabu (20/3/2024).
BPJS Kesehatan Cabang Denpasar mencakup tiga wilayah kerja di Bali yakni Kabupaten Badung, Tabanan dan Kota Denpasar. Adapun penanganan yang diakses oleh pasien itu pada 2023 sebanyak 1,2 juta klaim atau meningkat dibandingkan 2022 mencapai 1,1 juta klaim.
Penyakit katastropik disebut sebagai penyakit yang mengancam nyawa dan biaya pengobatannya besar seakan menjadi tren yang berkembang saat ini di masyarakat
Padahal puluhan tahun lalu penyakit didominasi terkait infeksi, termasuk Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Seperti halnya pasien gagal ginjal yang harus cuci darah dua kali seminggu biayanya mencapai Rp1 juta atau Rp8 juta dalam sebulan.
Biaya pengobatan ini tentu berkurang dengan adanya BPJS Kesehatan yang dapat meringankan beban pasien dan keluarganya mengingat iuran paling tinggi per bulan Rp150 ribu.
“Maka prinsip gotong royong dari yang sehat bisa membantu peserta JKN yang membutuhkan biaya luar biasa besar. Harapannya subsidi silang ini menjadi prinsip utama JKN,” imbuhnya.
Masyarakat pun diajak bergaya hidup sehat dan rajin melakukan pemeriksaan kesehatan agar dapat melakukan deteksi dini sehingga penyakit tidak menjadi lebih parah hingga katastropik.
Baca Juga: Arya Wedakarna Ngotot Tak Mau Angkat Kaki dari Kantor DPD Bali
“Ini menjadi salah satu perhatian kami karena banyak yang sudah dalam kondisi kronis, tapi baru terdeteksi ,misalnya mengidap diabetes melitus,” imbuhnya.
Saat ini jumlah peserta JKN mencapai 1,6 juta jiwa pada 2023 atau hampir menyentuh 100 persen.
Dari jumlah itu 88,18 persen merupakan peserta aktif alias rutin membayar iuran, sedangkan sisanya masih perlu kesadaran lebih tinggi untuk membayar iuran.
“Peserta aktif 88 persen itu cukup tinggi dibandingkan angka rata-rata nasional yang kurang dari 70 persen. Memang 11 persen tidak aktif itu harus terus kami dorong menjadi aktif,” katanya.
Secara nasional BPJS Kesehatan membiayai penyakit katastropik sebanyak Rp34,7 triliun pada 2023 atau naik dibandingkan 2022 mencapai Rp24 triliun. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu