SuaraBali.id - Debat pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur Bali yang digelar semalam, Rabu (21/11/2024) di Nusa Dua, Bali dinilai Front Demokrasi Perjuangan Rakyat (FRONTIER) Bali bersama Pers Mahasiswa kurang greget.
Hal ini karena dinilai tidak ada visi misi baru yang dilontarkan para calon, terutama soal alih fungsi lahan pertanian di Bali.
Menurut Sekjen FRONTIER Bali, I Kadek Angga Krisna Dwipayana visi misi yang dikeluarkan oleh Kedua calon orang nomor satu di Bali itu merupakan visi misi yang tidak memiliki gagasan yang baru. Terutama mengenai pendidikan dan alih fungsi lahan pertanian tidak terlalu relevan dan sudah sangat sering digembar-gemborkan.
“Debat kali ini kurang greget, saya belum melihat jelas solusi yang ditawarkan,” ujarnya dalam acara Tancepan Brahmastra ke-11 dengan mengambil tajuk “Mengupas Tuntas Visi Misi Calon Gubernur Bali, Dalam Memajukan Pendidikan dan Masalah Alih Fungsi Lahan Di Bali” di Fakultas Brahma Widya (FBW) kampus Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa (IGBS) Denpasar.
Ia juga menilai para paslon tidak ada yang bisa memberikan solusi dan komitmen konkrit terkait masalah alih fungsi lahan, dan petani yang mengeluh harga gabah turun.
Selain itu menurutnya masalah kesejahteraan guru dan pendidikan gratis belum ada yang konkrit.
“Hanya sebatas janji-janji saja yang sudah sering kita dengarkan setiap kampanye Pilkada sebelum-sebelumnya dan sampai saat ini belum juga ada apanya. Saya harap siapaun terpilih hal ini harus dieksekusi,” tegasnya
Ia berharap kepada pemimpin yang terpilih nanti ingat dengan janji-janjinya semasih kampanye, jangan sampai rakyat dibohongi kemudian hari, masalah pendidikan dan alih fungsi lahan di Bali harus serius ditangani karena masyarakat sudah bosan kalau hanya dijanjikan saja dengan program yang berjelimet namun minim realita.
Sementara itu, Pimpinan Umum Persma Brahmastra, I Kadek Angga Krisna Dwipayana menjelaskan bahwa acara ini bertujuan agar para peserta khususnya mahasiswa, mengetahui bagaimana kualitas para calon terutama para generasi muda (Gen-Z) dan untuk menambah wawasan para mahasiswa dan menilai bagaimana pandangan para paslon tersebut mengenai solusi kemajuan pendidikan dan masalah alih fungsi lahan di Bali.
Baca Juga: De Gadjah dan Koster Berdebat soal Penyebab Maraknya Laporan Kasus Kekerasan Seksual di Bali
“Acara ini juga bertujuan agar generasi muda bisa kritis dalam menentukan pilihanya tak sekedar hanya karena viral dan ikut-ikutan tren medsos,” ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah