Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 20 Maret 2024 | 12:46 WIB
Jenazah diarak di Klungkung, Bali. [Tangkap Layar Instagram]

SuaraBali.id - Kematian, menjadi momen yang ditakuti banyak orang. Ada yang belum siap meninggalkan dunia, dan ada pula yang belum siap ditinggalkan.

Hal inilah yang akhirnya membuat mereka menjadikan momen kematian sebagai hari paling sedih. Rasanya, hanya air mata yang mampu menemani kita menghadapi momen-momen tersebut.

Dimana kesempatan kita hidup di dunia bertemu dengan semua orang sudah habis begitu saja, berganti dengan pertanggung jawaban amal di akhirat.

Namun berbeda dengan suasana pada umumnya, yang sedih, haru dan sebagainya. Di sebuah daerah di Bali ini yang diduga berada di Klungkung, justru sebaliknya, warga di tempat ini menyambut hari kematian seseorang tersebut dengan meriah.

Baca Juga: Harga Telur Ayam Ras di Denpasar Capai Rp 60 Ribu Per Kerat

Dalam sebuah video yang diunggah akun Tiktok @Nick Ariska memperlihatkan puluhan orang sedang berkumpul di rumah keluarga yang sedang berduka.

Rupanya mereka tengah melayat dan menemani saat-saat akhir kerabatnya yang meninggal dunia. Uniknya, beberapa pria yang membawa jenazah tersebut justru menggoyang-goyangkan jenazah sambil tertawa.

Mereka saling tertawa dan menggerakkan kedua kakinya ke kanan ke kiri. Sementara para Perempuan yang berada di lokasi turut serta merekam momen tersebut dengan tertawa pula.

Diketahui bahwa tradisi ini adalah prosesi ngarap watangan. Dimana jenazah dibawa dengan arak-arakan meriah sebelum diaben.

Tradisi ini diketahui memang sudah berjalan turun temurun. Ini wujud dari semangat warga, wujud dari rasa cinta terhadap salah satu krama yang meninggal.

Baca Juga: Super Kocak, Bule ini Terbalik Nyalakan Petasan Seperti Roket

Namun ada pula yang menganggap ini tak biasa. Karena viral di medsos warganet merasa bahwa tradisi tersebut unik, lantaran seharusnya menjadi momen bersedih ketika kerabatnya meninggal dunia.

Megarap amor ing Acintya,” tulis akun tersebut dalam videonya.

Sontak video singkat tersebut mengundang beragam komentar dari warganet.

“Daerah dije niki, kasian ya spt orang pesta orang pada tertawa padahal berduka,” ucap @user1599870577943.

“Gak ada yg sedihhh,” sahut lainnya.

Sebagai informasi, dalam agama Hindu di Bali kata “Amor ing Acintya” ini biasanya diucapkan Ketika ada orang yang meninggal dunia.

Biasanya, Masyarakat setempat mengucapkan “Dumogi Amor ing Acintya”.

Amor berarti Bersatu atau menghilang, atau menuju ke dalam situasi ketiadaan (tidak tampak). Sementara Acintya berarti tidak tersentuh oleh pikiran.

Sehingga Dumogi Amor ing Acintya bermakna semoga menyatu dengan “yang mahasuci yang maha tidak terpikirkan” atau semoga Bersatu dalam ke dewataan tertinggi (Acintya).

Kontributor : Kanita

Load More