Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Selasa, 05 Maret 2024 | 11:06 WIB
Pemilik Bali United Pieter Tanuri (kedua kiri) menyalurkan simbolis bantuan makanan kepada balita untuk menekan stunting di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (4/3/2024). [istimewa/Bali United]

SuaraBali.id - Klub sepak bola Bali United memberikan bantuan makanan untuk membantu meningkatkan gizi balita guna menekan stunting atau tengkes di Kabupaten Gianyar, Bali.

Hal ini diberikan langsung oleh pemilik Bali United Pieter Tanuri di Gianyar, Bali, Senin (4/3/2024).

“Sejak mereka balita harus diperhatikan gizinya agar tumbuh kembang anak itu baik,” katanya.

Adapun Bali United menyalurkan makanan kemasan sebanyak 16.572 produk kepada 1.381 balita sehat berusia enam hingga 12 bulan untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan mendatang.

Baca Juga: Pria Ini Gunakan Boneka Untuk Hidupkan Dupa, Warganet Penasaran Beli Dimana

Produk makanan itu berupa bubuk gizi lengkap yang terbuat dari bahan alami yang diperkaya nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan balita.

Menurut bos Bali United tersebut, makanan itu tidak mengandung gula dan garam serta tidak berbahan pengawet atau penguat rasa.

Produk makanan itu diterima langsung oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Gianyar I Ketut Pasek Lanang Sadia.

Rencananya, Pemerintah Kabupaten Gianyar menyerahkan produk tersebut kepada balita yang tersebar di tujuh Kecamatan dijadwalkan pada 5-25 Maret 2024.

Sebaran bantuan itu rencananya diberikan di Kecamatan Blahbatuh, Sukawati, Gianyar, Tampaksiring, Ubud, Tegallalang, dan Payangan.

Baca Juga: 8 Korban Kebakaran Indekos di Denpasar Dipulangkan ke Lombok

Nantinya satu balita akan ditimbang lebih dulu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar untuk menerima enam bungkus produk Little Joy selama satu bulan.

Setelah mengkonsumsi produk tersebut, pada bulan berikutnya akan ditimbang kembali untuk melihat perkembangan dari balita.

“Bali United yang selama ini peduli di bidang olahraga, ternyata juga sangat peduli terhadap perkembangan balita agar terhindar dari stunting,” ucap Lanang Sadia.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, status gizi balita stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen.

Jumlah sampel yang diambil yakni 334.848 bayi dan balita di 486 kabupaten/kota di 33 provinsi di tanah air.

Dari data tersebut, Provinsi Bali memiliki prevalensi balita stunting paling rendah di seluruh Indonesia yakni delapan persen.

Apabila dirinci per kabupaten, Kabupaten Jembrana memiliki prevalensi stunting paling tinggi yakni 14,2 persen dan terendah di Kota Denpasar sebesar 5,5 persen.

Sedangkan prevalensi stunting di Kabupaten Gianyar mencapai 6,3 persen.

Pemerintah menerapkan 11 intervensi spesifik stunting yang difokuskan kepada masa sebelum kelahiran dan anak usia enam hingga 23 bulan. (ANTARA)

Load More