Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 20 Februari 2024 | 13:00 WIB
Zamhariri saat menjaga istrinya di rumah sakit. [Ist]

SuaraBali.id - Salah seorang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kota Mataram, Reni Juliantika (21) mengalami keguguran usai menjalankan tugasnya. Keguguran tersebut dialami karena merasa kelelahan apalagi dalam kondisi hamil muda yaitu 2 bulan.

M. Zamhariri menuturkan, pada tanggal 14 Februari 2024 hari H Pemungutan suara KPPS sekitar jam 6 pagi, istrinya sudah ada di TPS untuk menjalankan tugasnya. Proses pemungutan suara dan perhitungan dilakukan sampai dengan jam 6 subuh.

"Setelah pulang di tanggal 15 februari 2024 ke rumah istirahat terasa ada kram di perut. Saat malamnya yaitu malam jumat keluar bercak coklat di lap pake pembalut ada bercak darah merah,akhirnya pagi jumat tanggal  16 Februari 2024 Saya dan suami pergi ke Puskesmas Tanjung karang untuk memeriksakan keadaan kehamilan," ujarnya, Selasa (20/02/2024).

Pemeriksaan yang dilakukan seperti pengambilan sampel darah dan cek urin. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim medis menyatakan masih normal namun jika masih ada flek disebut masih berisiko. 

Baca Juga: Diberikan Kompensasi Rp 300 Ribu, Puluhan Angkot di Mataram Ditempelkan Foto Ganjar-Mahfud

"Jam 8 pagi sampai dengan jam 10 pagi , pihak puskesmas mengambil sampel darah dan cek urin serta dilakukan tensi semua hasil normal janinnya masih bagus jika sampai dua hari masih ada flek itu beresiko kata pihak puskesmas," jelasnya.

Setelah pemeriksaan ia mengaku kembali ke rumah namun kram di perut masih tetap dirasakan. Selain itu, darah segar keluar. 

"Ketika bangun dan melihat di pembalut ada darah segar lalu saya menelpon suami. Walaupun saya sudah makan dan minum susu Prenagen saya merasakan perut kram secara terus menerus," katanya.

Dituturkannya, sekitar pukul 12 malam ia merasa tidak nyaman untuk tidur dan memutuskan ke kamar mandi buang air kecil. Namun pada saat itu keluar gumpalan darah sehingga akhirnya dilarikan ke puskesmas.

"Di puskesmas hanya di cek belum berani dipastikan keguguran antara ada dan tidak ada janin di beri rujukan ke rumah Sakit Kota Mataram akhirnya jam 2 pagi di tanggal 17 februari 2024 dibawa pake Ambulance ke rumah Sakit Kota," sebutnya.

Baca Juga: KPU Bali Tanam Ribuan Pohon saat Pelantikan KPPS

Begitu tiba di RSUD Kota Mataram, suaminya hanya menyerahkan KTP dan langsung diberikan tindakan karena mereka merupakan pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan.

"Masuk IGD saya langsung diberikan tindakan, dikeluarin kayak gumpalan daging oleh pihak rumah sakit terus dibawa ke ruangan bersalin dan hasil USG Dokter menyatakan bahwa saya keguguran," terangnya.

Selanjutnya pihak rumah sakit melakukan rontgen hasil rontgen ada sisa gumpalan darah di dalam perut harus dikuret.

"Jadi untuk kuret tanggal 18 Februari jam 8, hari Minggu di RS Kota Mataram dan sebelum kuret ibu Reni disuruh puasa jam 2 malem sampai jam 8 pagi dan siangnya kuret dilaksanakan dan operasi kuret berjalan lancar," jelasnya. 

Sementara itu, Komisioner KPU Kota Mataram, Musleh mengatakan akan memberikan santunan kepada KPPS yang masuk kategori luka berat. Dimana, ada dua anggota KPPS yang akan diberikan santunan. 

"Nanti malam rencananya ini. Santunan yang akan diberikan sebesar Rp8,5 juta untuk yang keguguran dan yang terkilir itu Rp 4 juta," katanya. 

Dia menyebutkan sebanyak tujuh anggota KPPS di Kota Mataram yang sakit. Namun selain dua anggota tersebut sudah sembuh dan tidak terlalu parah. 

"Ini ada tujuh. Tapi rata-rata sudah sembuh sehingga dua anggota saja yang diberikan santunan. Kita akan kasih uang tunai kepada anggota KPPS yang sakit," tutupnya.

Kontributor: Buniamin

Load More