SuaraBali.id - Bali, Pulau yang kaya akan kesenian. Bahkan kesenian tersebut memiliki ciri khas yang tak dimiliki oleh daerah lain.
Seperti kesenian yang satu ini, Sanghyang Jaran, apakah kalian pernah mendengar sebelumnya?
Melansir dari laman Desa Buleleng, Tari Sanghyang Jaran merupakan tarian sakral khas Masyarakat Bungkulan, khususnya Banjar Badung.
Tari Sanghyang Jaran yang berkembang di Banjar Badung, Bungkulan ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan Sanghyang Jaran di daerah lain.
Baca Juga: Cinta Humor? Jangan Lewatkan Drama Tari Topeng Bondres, Seni Tradisional yang Bikin Tawa
Contohnya seperti ritual Tari Sanghyang di Bali Selatan, penari biasanya menunggangi seekor kuda yang terbuat dari anyaman bambu.
Sementara Tari Sanghyang yang ada di Desa Bungkulan tidak menggunakan properti apapun. Kostum yang digunakana juga cukup sederhana, hanya menggunakan badong, ampok-ampok, gongseng di tangan dan kaki tanpa menggunakan baju.
Sebelum pentas, tubuh penari akan dipolesi semacam tapak dara bebentuk tanda tambah yang terbuat dari pamor. Bagian tubuh yang polesi adalah punggung, kedua lengan tangan, kening dan dada. Penari tidak menggunakan kain atau kamen dan hanya menggunakan celana pendek berwarna gelap.
Tarian ini memiliki makna spiritualitas dan religiusitas yang tinggi bagi pengemponnya. Sanghyang Jaran adalah warisan pra Hindu yang biasanya dipentaskan bertepatan dengan upacara nangluk merana pada purnama sasih keenem.
Mengapa pada sasih keenem?
Baca Juga: Penarinya Gadis dan Belum Menikah, ini Sejarah Tari Pendet
Pada sasih tersebut biasanya akan jatuh di Bulan Desember, bulan Dimana masa pancaroba, perubahan musim yang ekstrem dan munculnya penyakit serba wabah Dimana-mana.
Untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut, Sanghyang Jaran diturunkan untuk menetralisir bumi yang sedang mengalami ketidakseimbangan.
Tari Sanghyang Jaran termasuk dalam tarian wali lantaran memerlukan serangkaian upacara untuk mementaskannya.
Pementasan atau nuntun dilakukan selama dua hari yakni, sehari sebelum purnama dan tepat dihari purnama.
Tari Sanghyang Jaran ini tak hanya dipentaskan saat sasih keenem saja, tarian ini juga sering dipentaskan pada kondisi-kondisi tertentu, seperti grubug, pabrebeh desa atau banjar dan sebagainya.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
-
Sensasi atau Seni? Dilema Joged Bumbung di Era Digital
-
Salah Sasaran, Penembakan di Rumah Anggota DPRD Badung, Polisi Ungkap Target Sebenarnya
-
Polisi Bongkar Motif Pelaku Penembakan Rumah Anggota DPRD Badung
-
Mencekam! Rumah Anggota DPRD di Bali Ditembaki OTK
-
Menakjubkan! 5 Destinasi di Tibubeneng yang Bikin Liburanmu Berkesan
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Kondisi Sepak Bola NTT, Dapil Anita Jacoba Gah yang Kritik Naturalisasi Timnas Indonesia
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Juta RAM 8 GB Terbaik November 2024
-
Ekonomi Kaltim Tumbuh Stabil 5,52 Persen YoY, Sektor Listrik dan Gas Melonjak 18,74 Persen
-
Trump Menang Pilpres AS, Beli Saham Ini Sejak 6 Bulan Lalu Bisa Cuan 191 Persen
-
Ini Kriteria UMKM yang Utangnya di Bank Bisa Dihapus
Terkini
-
Perbekel Bongkasa Terjaring OTT Polda Bali, Diduga Korupsi Dana Pembangunan Pura
-
Nicholas Saputra Buka Kafe di Ubud, Seperti Ini Isinya
-
Ada Potensi Gas Beracun, Masyarakat Diimbau Tak Dekati Kawasan Gunung Iya
-
Paus Sperma Terdampar di Sumba Timur, BSKDA Berharap Tak Dikonsumsi Masyarakat
-
Ayah Kandung di Mataram Laporkan Anak Gara-gara Kasurnya Dijual Untuk Bayar Utang