Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Minggu, 26 November 2023 | 12:05 WIB
Pencitraan satelit Kota Denpasar [denpasarkota.go.id]

SuaraBali.id - Sebagai ibu Kota Provinsi Bali, Denpasar sudah tentu dikenal banyak orang. Namun, tak banyak yang tahu bagaimana asal usul kota Denpasar dan Sejarah terbentuknya hingga bisa seperti saat ini.

Denpasar tadinya adalah nama sebuah taman. Tetu saja tidak seperti taman pada umumnya, karena Denpasar adalah taman kesayangan dari Raja badung pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya.

Dulu, Kyai Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya, yang kini menjadi Pasar Satria. Taman ini unik, karena dilengkapi dengan tempat untuk bermain adu ayam.

Adu ayam sendiri adalah hobi dari Kyai Jambe Ksatrya. Oleh sebab itu tak jarang Kyai Jambe Ksatrya mengundang raja-raja lainnya di Bali untuk bermain adu ayam di taman tersebut.

Baca Juga: Perbedaan Upacara Otonan Dan Ulang Tahun Bagi Umat Hindu Bali

“Jika dibandingkan dengan sekarang, taman tersebut semacam villa persitirahatan”, ujar penekun sejarah sekaligus tokoh di Puri Pemecutan, AA Ngurah Putra Darmanuraga seperti dilansir di laman denpasarkota.go.id.

Kata Denpasar sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu “den” yang berarti utara dan “pasar” yang berarti pasar. Nama ini diberikan pada taman tersebut mengingat lokasinya yang terletak di utara pasar.

Saat ini, tempat tersebut didirikan Jaya Sabha, rumah jabatan untuk Gubernur Bali. Secara administratif, Kota Denpasar diresmikan sebagai sebuah kota pada tahun 1788.

Pembentukan kota ini mengalami proses yang panjang, bahkan sejak Pulau Bali masih ditinggali oleh kerajaan-kerajaan.

Kota Denpasar sendiri didirikan oleh merupakan keturunan dari Puri Pemecutan yaitu I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang. Nama Denpasar muncul pada saat wilayah yang dahulunya disebut sebagai wilayah Badung ini dipimpin oleh dua kerajaan yaitu Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya.

Baca Juga: Be Jair Nyat-nyat, Ikan Khas Bangli yang Jadi Favorit

Menurut peneliti sejarah Kota Denpasar yang juga Guru Besar Sejarah Fakultas Sastra Unud, AA Bagus Wirawan, di saat itu terdapat dua puri yang menandakan adanya dua pemerintahan yaitu Puri Alang Badung dan Puri Pemecutan.

Kedua pemerintahan tersebut sebenarnya dipimpin oleh keturunan yang sama, yaitu Kyai Jambe Pula. Pembagian dari keduanya pun cukup jelas, dengan wilayah barat Tukad Badung yang dikontrol oleh Puri Pemecutan, sedangkan sebelah timur Tukad Badung pimpin oleh Puri Jambe Ksatrya.

Demikian selanjutnya, taman yang dibangun oleh Kyai Jambe Ksatrya itulah yang kemudian dijuluki sebagai Denpasar. Hanya saja nama Denpasar belum merujuk pada kota tertentu.

Di era kolonialisme, Puri Denpasar kemudian dihancurkan ketika terjadinya Perang Puputan Badung. Hingga kemudian bangunan bekas Puri Denpasar hanya digunakan sebagai kantor Asisten Residen Bali Selatan dan juga Kontroleur Badung.

Cokorda Alit Ngurah yang pada tahun 1929 kemudian membangun ulang Puri Denpasar sebagai Regent Badung. Namun dikarenakan lokasi Puri Denpasar yang baru adalah bekas lokasi dari Puri Jambre Ksatrya, masyarakat Bali justru menyebutnya sebagai Puri Satria hingga sekarang.

Load More