Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 18 Agustus 2023 | 11:00 WIB
Tatanan sawah dengan irigasi sistem subak di Ubud, Bali. [Shutterstock]

SuaraBali.id - Salah satu daerah wisata di Gianyar, Bali yaitu Ubud disebut memiliki kualitas udara yang buruk.

Seperti diketahui beberapa waktu belakangan isu kualitas udara menjadi persoalan baru.

Dimana wilayah Jakarta dan sekitarnya punya indeks kualitas udara yang disebut tak layak dihirup manusia.

Namun kali ini justru Ubud masuk dalam kelompok daerah yang punya kualitas udara buruk.

Baca Juga: Koster Sayangkan ASN di Lapangan Renon Pakai Payung Saat Upacara 17 Agustus

Padahal tak seperti daerah di Jawa, Bali tak punya pabrik yang menyebabkan polusi berat, apalagi Ubud yang terkenal dengan daerah pariwisata yang sejuk.

Meski demikian, Ubud memang jadi salah satu daerah yang jadi langganan macet.

Website www.iqair.com pada Rabu (16/8/2023) menyatakan dalam survei yang digelar selama 1 jam, skor udara Ubud 155.

Kualitas itu disebut buruk. Padahal, Ubud banyak menyedot wisatawan untuk yoga.

Menanggapi hal ini, Bupati Gianyar, I Made Mahayastra mengaku tidak paham dengan penilaian itu. Sebab, di Ubud tidak ada pabrik. Hanya objek wisata alam.

Baca Juga: Penyandang Disabilitas di Bali Kayuh Kursi Roda di Tanjakan Kintamani Demi Merah Putih

"Pohon-pohonnya masih banyak. Di sana tak ada industri, yang ada adalah pariwisata. Tentu kami akan kami cari tahu apa yang menyebabkan," ujar Mahayastra sebagaimana diwartakan beritabali.com jaringan suara.com.

Pihaknya pun mengaku akan berdiskusi dengan jajaran mengenai persoalan itu.

"Kami koordinasikan dengan mereka yang mengerti. Karena industri tidak ada, pasti sumbernya dari mobil," jelasnya.

Apabila penilaian dari sisi volume dan polusi asap kendaraan, itu bisa saja.

"Apa karena kendaraan jalan pelan, dan lama, itu yang dihitung? Kami akan cari tahu, dan cari solusi," ujarnya.

Load More