SuaraBali.id - Perayaan Hari Arak Bali pada Minggu (29/1/2023) besok memang meninggalkan banyak pro-kontra bagi khalayak. Namun, tak sedikit yang akan menjadikan hari tersebut menjadi spesial, salah satunya bagi seorang perajin arak, Wayan Darma.
Wayan Darma (50) baru berkecimpung di dunia pembuatan arak sejak tahun 2017 lalu. Berbekal pengalaman memiliki usaha olahan pangan salak sebelumnya, dia memulai meracik arak berbahan dasar salak.
Dengan keyakinannya, dia kukuh untuk membuat arak dari salak untuk menjadi pembeda dari arak lainnya.
“Tahun 2017 saya baru mencoba untuk bikin arak kecil-kecilan dengan memakai buah salak. Dari awal sudah pakai salak, karena kita harus punya ciri khas,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Jumat (27/1/2023).
Perjalanan pria asal Desa Sibetan, Karangasem itu sejatinya penuh lika-liku. Setelah melalui tahap percobaan dan berjualan di lingkungannya, Darma yang saat itu juga bekerja sebagai manajer akuntan sempat mengalami masalah penggumpalan darah di otak yang memaksanya berobat rutin.
Titik harapan bagi usahanya baru muncul pada tahun 2019, saat dia mengetahui rancangan peraturan gubernur tentang tata kelola minuman fermentasi dan destilasi khas Bali.
Saat itu, Darma bersemangat untuk mendaftarkan merek bagi arak salaknya saat pergub itu disahkan.
Benar saja, sebulan pasca Peraturan Gubernur Bali no. 1 tahun 2020 itu disahkan, dia langsung melegalkan produk arak salaknya yang diberi merek Selaka Ning. Setelahnya, Darma berhenti dari pekerjaannya sebagai manajer akuntan dan fokus dengan usaha araknya.
Dengan peringatan Hari Arak Bali ini setelah usahanya semakin berkembang, Darma bisa menilai jika arak bisa memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Baca Juga: Hari Arak Jangan Diartikan Sebagai Pesta Minum-minum
Dengan potensi yang besar, perayaan Hari Arak ini dia harapkan bisa menjadi pengingat bagi generasi muda untuk melihat potensi dari pengusaha minuman fermentasi ini.
Pasalnya, dia mengkhawatirkan generasi muda Bali yang rela meninggalkan kampung halamannya dan tidak berniat untuk memulai atau mewarisi industri minuman alkohol yang mungkin dimiliki keluarganya.
“Ini secara ekonomis untuk pemberdayaan ekonomi ini hasilnya lebih besar dari salak itu sendiri. Sekarang, kalau tidak ada peringatan ini, siapa yang akan mau jadi petani tuak? Semua anak muda akan lari ke kota cari pekerjaan. Itulah tujuannya, untuk membuka mata kita kalau nilai ekonomis ini tinggi,” tuturnya.
Hampir tiga tahun sejak dilegalkan, Darma mencatat pada tahun 2022 dia berhasil menjual sekitar 2.500 botol arak dengan nilai penjualan yang mencapai Rp500 juta.
Darma bahkan sudah memiliki satu lagi merek arak lontar yang dia beri nama Pamlawa. Araknya kini sudah dipasarkan ke berbagai retail dan digunakan di beragam hotel, restoran, dan bar.
Darma juga mengingatkan bahwa memuliakan arak tidak hanya dengan cara mabuk. Baginya, arak adalah tradisi dan warisan budaya yang harus dinikmati dan diapresiasi.
Berita Terkait
-
Wamendagri Ribka Haluk Sebutkan TPID Bali Miliki Peran Strategis Dalam Mendukung Program Nasional
-
Denpasar dan Nyalanesia Lanjutkan Kerja Sama Pengembangan Literasi hingga Tahun 2030
-
Bali Jadi Tuan Rumah Kompetisi Robotik Internasional untuk Generasi Muda
-
5 Gol! SMKN 3 Buduran Bikin Denpasar Kewalahan di AXIS Nation Cup 2025
-
Melihat Metode pembelajaran modern Smart Clasroom
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Jalankan Program BRI Menanam Grow & Green, BRI Salurkan Bibit Pohon di Bandung
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal