“Dengan menyaksikan dokumenter ini setiap orang diharapkan dapat melakukan penyesuaian (adjustment / white balance ) dalam diri masing-masing, untuk melihat apa yang benar adalah benar dan salah adalah salah,” jelas dia
White Balance merupakan riil dokumenter peristiwa Bom Bali. Dokumenter ia buat sengaja tidak dilengkapi script dan narasi dengan maksud agar tidak diwarnai interest pembuatnya serta kemungkinan menimbulkan intepretasi yang lain dari kasus bom Bali..
Dokumenter ini merupakan sebuah fakta dari perjalanan sejarah Bali dan munculnya terorisme global yang dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.
“Kasus Bom bali adalah sebuah peristiwa luar biasa yang memberikan sebuah pelajaran bagi semua orang, bahwa tindakan terorisme tidak harus dihadapi dan dibalas dengan terorisme juga. Masyarakat Bali memiliki cara tersendiri yang sangat unik dalam menyikapi serangan terror,” tuturnya.
Baca Juga: AJI Denpasar Dan IJTI Bali Gelar Pemutaran Film The White Balance 20 Tahun Bom Bali
Sigit teringat pernyataan Inspektur Jenderal Made Mangku Pastika (mantan Gubernur Bali) sebagai inti dan kesimpulan dari Video Dokumenter ini. Pastika pernah melontarkan kalimat : Not to be terrorist is one way to fighting terrorism. If you afraid that is the aim of the terrorist. Let's fight together! (Tidak menjadi teroris adalah salah satu cara untuk menghadapi teroris. Kalau anda merasa takut maka itulah tujuan (keinginan) para teroris. Mari kita hadapi bersama para teroris-teroris itu.
Pastika adalah jenderal kelahiran Bali. Selama kasus Bom Bali, Pastika adalah Ketua Tim Investigasi Kasus Bom Bali, yang kemudian dilantik menjadi Kapolda Bali pada Agustus - tahun 2005 ).
Dalam dokumenternya secara sengaja hanya ditampilkan persidangan empat tokoh utama dalam kasus peledakan Bom Bali 12 Oktober 2002, yaitu Imam Samudra, Ali Gufron alias Muklas, Amrozy dan Ali Imron alias Ale. Ke-empat tokoh inilah yang berperan penting dan menjadi semacam ikon selama kasus Bom Bali.
Dari video yang dia ambil tergambar jelas bagaimana kengerian Bom Bali yang dilakukan oleh Imam Samudra, Ali Gufron, Ali Imron dan Amrozi.
Setelah Bom Bali 1, rangkaian pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun 2005.
Kontributor Bali : Yosef Rian
Berita Terkait
-
Teror terhadap Media: Alarm Keras bagi Kebebasan Pers di Indonesia
-
Femisida Intim di Balik Pembunuhan Jurnalis Juwita oleh Anggota TNI AL
-
AMSI Sebut Demo RUU TNI Picu Eskalasi Kekerasan Pers: Bungkam Media dan Jurnalis
-
Pembunuhan Jurnalis Juwita: Denpom AL Balikpapan Bergerak Cepat, Motif Pembunuhan Masih Misteri
-
Pembunuhan Jurnalis Kalsel: KSAL Jamin Transparansi Proses Hukum Oknum TNI AL
Tag
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Lebaran di Bali: Gilimanuk Sempat Tutup, Penumpang Melonjak, Ini Kata ASDP
-
Gianyar, Bangli, Tabanan Diserbu Wisatawan Saat Libur Lebaran 2025
-
Idul Fitri Terindah Luna Maya, Setelah Berlebaran Bersama di Bali Lalu Dilamar Maxime di Jepang
-
Mudik dari Bali Sempat Terjebak Macet Tapi Komunikasi Lancar Bebas Hambatan
-
Kronologi Warga Terkena Ledakan Petasan 8 Kilogram, Diotak-atik Langsung Terpental