Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 22 April 2022 | 17:12 WIB
Viral di twiter anjing di Bali diduga ditelantarkan, pelakunya diburu [Foto : BAWA]

SuaraBali.id - Tujuh ekor bangkai anjing yang sudah berwujud kerangka ditemukan di dalam sebuah rumah tidak layak huni di Kawasan Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Tabanan, Bali. Diduga anjing-anjing tersebut mati karena telantar.

Kasus yang begitu miris ini juga menjadi temuan pertama kalinya yang ditangani oleh Yayasan BAWA (Bali Animal Welfare Association).

Kasus ini viral dalam sebuah thread/utas di media sosial Twitter oleh akun @Mei2_Namaku yang mengisahkan tentang perlakuan terhadap anjing yang tidak dipelihara sebagaimana mestinya hingga mati dalam kondisi mengenaskan.

Tengkorak dan tulang belulang dari jasad anjing-anjing tersebut ditemukan tersebar ada di dalam kandang yang terkunci, toilet dan pekarangan rumah lainnya.

Baca Juga: Puncak Arus Mudik 2022 di Bali Pada 28 April, Polisi Akan Rekayasa Lalu Lintas Sampai ke Gang Pemukiman

Kasus ini telah diatensi oleh pihak kepolisian dari Polres Tabanan. Peristiwa bermula saat tetangga di perumahan tersebut mencium bau bangkai pada tanggal 25 Maret 2022.

Yayasan BAWA menerima laporan tersebut karena sebelumnya diketahui banyak anjing dipelihara di rumah tersebut oleh seseorang yang kini sedang dalam pengejaran polisi.

Benar saja, ketika bersama pihak kepolisian masuk ke rumah tersebut ditemukan ada 7 bangkai anjing yang sudah berwujud tengkorak dan tulang belulang serta 3 anjing lainnya masih dalam kondisi hidup.

"25 Maret kami menerima laporan dari tetangga di lokasi yang mencium bau tidak enak di rumah tersebut, tim BAWA mengecek dan berkoordinasi dengan aparat desa terlebih dahulu dan bersama kepolisian keesokan harinya masuk, berhasil menyelamatkan 3 ekor anjing 1 ekor diadopsi tetangga dan 2 kami bawa ke klinik," papar HR dan Program Manager Yayasan BAWA, Hendra saat dikonfirmasi, pada Jumat (22/4/2022).

Hendra menyampaikan, bahwa rumah tersebut dikontrak oleh yang bersangkutan terduga pelaku perempuan berinisial ANT, untuk penampungan atau penitipan anjing.

Baca Juga: Rescuer Anjing di Bali Jadi Buruan, Diadakan Sayembara Rp 50 Juta Bagi yang Menemukan Perempuan Ini

"Saat ini masih dalam penyelidikan kepolisian yang bersangkutan hanya mengambil anjing liar atau ada indikasi juga menerima penitipan dari orang asing atau lokal," paparnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tetangga, bahwa perempuan yang diduga menelantarkan anjing-anjing tersebut terakhir kali datang sekitar 3-4 bulan yang lalu.

Sehingga dapat diasumsikan anjing-anjing tersebut sudah tidak mendapat asupan makanan dan hanya terkurung selama berbulan-bulan yang mengakibatkan matinya anjing tersebut.

"Kondisinya beberapa yang kita temui anjing tersebut tinggal kulit di dalam kandang, dan kerangka-kerangka tulang belulang, dari pemeriksaan ada 7 anjing, dan kasus ini mengarah pada seorang wanita berinisial ANT," tuturnya.

Adapun kondisi tempat rumah tersebut sangat tidak layak huni, berupa lahan dengan bangunan semi permanen dari triplek serta sudah ditumbuhi ilalang tumbuhan-tumbuhan liar, penuh debu dan berserakan.

"Di rumah tersebut yang bersangkutan juga datang satu kali hanya malam hari saja, itupun tidak setiap hari, kondisi penampungan dan rumah sama sekali tidak layak dari segi kesehatan dan kesejahteraan hewan maupun manusia," bebernya.

Hendra berpesan kepada masyarakat agar lebih bertanggung jawab dalam memelihara binatang supaya hal seperti ini tidak terulang lagi kedepannya.

Disinggung mengenai, apakah tempat penampungan ini menjadi modus terduga pelaku untuk mengeruk donasi untuk kepentingan pribadi pelaku, Hendra tak ingin berasumsi dan menyerahkan ke pihak kepolisian untuk menindaklanjuti temuan ini.

"Kita tidak berani berasumsi takutnya salah, tapi sekilas di media sosial, yang bersangkutan memang gencar mengadopsikan, indikasi memang ada beberapa orang yang mentransferkan dana ke beliau menitipkan atau memelihara," pungkasnya.

Kontributor Bali : Yosef Rian

Load More