Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 28 Maret 2022 | 13:36 WIB
Pengelukatan di Beji Tukad Cebluk, Gianyar, Bali. [Foto : Istimewa/beritabali.com]

SuaraBali.id - Tempat penglukatan di Beji Tukad Cebluk, Bakbakan Gianyar, Bali kini sedang ditata oleh masyarakat setempat. Hal ini karena lokasi tersebut dianggap spesial dan airnya kerap digunakan sebagai kebutuhan upacara.

Air dari pengelukatan ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit kulit. Seperti yang diungkapkan oleh Bendesa Adat Bakbakan, Ida Bagus Gede Purnama.

“Awalnya tempat ini dipakai nunas Toya Ning untuk upacara Ngaben. Fungsi lain tempat penglukatan ini konon yang kena cacar, diyakini bisa sembuh,” ujar Ida Bagus Purnama, Senin (28/3/2022) seperti diwartakan beritabali.com - Jaringan suara.com.

Ada prosesi sederhana untuk dapat menyembuhkan penyakit kulit. Diantaraya adalah matur piuning.

Baca Juga: Melukat Saat Banyupinaruh Di Sudamala Jagat Satru, Pemandangan Air Terjun Dan Patung Brahma 13 Meter

“Menghaturkan Yadnya, membawa pejati. Melalui pemangku kemudian matur piuning. Kalau sakit, boleh saja kesini, sebelumnya mandi dulu. Dicocor saja. Kecuali menstruasi tidak boleh mandi,” jelasnya.

Keampuhan air di Penglukatan tersebut banyak dipercaya masyarakat. Beji itu juga telah diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat desa setempat.

Ada beberapa bagian di lokasi beji ini. Bagian Utara, terdapat taman penyucian Ida Batara saat pujawali di Pura Kahyangan Tiga. Lalu di Selatan tempat mandi masyarakat.

“Karena dulu di rumah belum ada PAM. Jadi mandi di bagian selatan. Dibedakan laki dan perempuan,” ujarnya.

Namun setelah PDAM masuk, tempat pemandian umum itu tak dipakai.

Baca Juga: Gubernur Bali Wayan Koster Izinkan Penonton Hadiri Pertandingan Terakhir BRI Liga I

“Lalu sekarang kami perbaiki.

"Ke depan, taman penyucian Ida Batara kami perbaiki. Mulai ditata sejak Oktober 2021,” ungkapnya.

Kata dia, masyarakat tampak bersemangat melakukan penataan. Bahkan, anak muda yang lihai mengukir ikut menyumbang karya mengukir tebing secara sukarela.

“Ada relief, cuma belum bercerita. Ini ungkapan seni para Yowana disini. Mereka bebas eksperimen,” ujarnya.

Keahlian anak muda itu tidak terlepas karena anak muda di desa itu merupakan perajin patung.

“Sehingga karya mereka diimplementasikan di tebing ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, Desa adat Bakbakan memiliki angan-angan, untuk menjadikan Beji tersebut sebagai objek wisata penglukatan.

“Hasilnya untuk menunjang kebutuhan upakara keagamaan. Ini sebatas angan-angan. Kalau ada pendanaan,” jelasnya.

Selain menata Beji, pihak desa juga memerlukan akses yang strategis. Sebab, untuk menuju Beji, harus melewati sejumlah lahan warga.

“Kami juga perlu akses. Kami akan kerjasama ke pemilik tanah yang punya tanah untuk akses,” terangnya.

Pihaknya juga berharap pemerintah mendukung upaya desa adat Bakbakan. Baik dari sisi pendanaan hingga promosi.

“Kami ingin pemasukan untuk adat. Harapan masyarakat, ingin ditata. Kami harap masyarakat juga ikut menjaga supaya tetap asri,” pintanya.

“Menjaga kelestarian bukan semata-mata menjaga kebersihan saja. Termasuk juga menjaga kesucian,” tutup dia.

Load More