SuaraBali.id - Pihak penyelenggara gelaran MotoGP membuat alur flow penonton untuk menjaga arus lalu lintas sekitar Sirkuit Mandalika tidak padat. Namun hal tersebut justru memunculkan masalah lain yang dikeluhkan oleh penonton.
Skema yang disebut akan mengantarkan penonton sedekat mungkin dengan lokasi grandstand sesuai tiketnya itu malah dianggap ribet. Penonton bahkan sampai keheranan karena jarak yang dianggap jauh.
“Parkiran cukup jauh untuk trasitnya, setelah itu ada transit lagi untuk naik bus,” jelas Irwan saat keluar dari tribun C usai menonton sesi Latihan, Kamis (18/3/2022).
Pria asal Surabaya itu mempertanyakan jarak yang harus ditempuh saat berjalan kaki menuju tribun dari gate tempatnya diturunkan. Pasalnya dibutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk ukuran orang yang masih dalam kondisi bugar.
“Nah itu mungkin cukup jauh. Jadi mungkin untuk pengalaman buat saya pertama agak heran gitu ya karena jauh. Tapi mungkin di tempat lain udah biasa. Mungkin kalo fasilitasnya dibangun lengkap sih saya rasa sudah oke,” jelasnya ragu karena merasa awam dalam menonton MotoGP secara langsung.
Ia mengaku mendapat penginapan yang lokasinya cukup jauh dari Sirkuit Mandalika. Kurangnya akses informasi menjadi kendala untuk mendapat opsi penginapan ketika hotel sudah penuh.
Sehingga ia tidak tahu tempat mencari penginapan meski penginapan kecil.
Gede Dampol, pria asal Bali, mengeluhkan hal yang sama yaitu tempat parkir dan jarak gate menuju tribun yang sudah dipesannya. Penanda lokasi gate juga menurutnya kurang sehingga kesulitan mencari lokasi.
Ia bahkan tidak ragu-ragu menyatakan bahwa penataan parkir mesti ditata ulang karena kondisinya yang amburadul. Di satu sisi antrian penukaran tiket dengan gelang sebagai akses masuk tanpa disadari menyita waktu.
Baca Juga: Tak Menginap di Mandalika, Sandiaga Uno Pilih Bermalam di Gili Trawangan
Jarak tempuh bus menuju gate kisaran 10 menit dan belum terhitung jarak tempuh gate menuju tribun.
Seperti pengalaman Gede Dampol, ia menghabiskan cukup lama waktu di perjalanan dan ketika sampai di tribun, pembalap MotoGP sudah selesai melakukan latihan.
“Jauh sekali naik bus. Setelah di drop di sana (gate 2). Jalannya lagi jauh sekali. Kalo bisa lebih efisien waktu, karena kan balapan, durasinya gak begitu panjang. apalagi dengan antrean pengunjung yang begitu banyak. kan memakan waktu itu,” jelasnya saat akan meninggalkan tribun kelas festival.
Meski begitu, baik Wisnu maupun Dampol sama-sama memberikan permakluman dengan alasan Event skala Internasional ini baru pertama kali dilaksanakan. Kekurangan-kekurangan tersebut dianggap masih bisa diperbaiki pada tahun berikut.
“Semua butuh proses ya. Kedepannya ya semoga lebih baik lah dalam pengaturan parkir. Dan semuanya lah agar lebih top lah kedepannya,” ungkapnya.
Di tempat berbeda, Dirut MGPA Priandhi Satria, mengakui akan adanya masukan, bukan hanya dari pembalap, dari penonton juga dijadikan pertimbangan untuk kedepannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
TPA Suwung Ditutup, Kemana Sampah Warga Denpasar dan Badung Akan Dibuang?
-
8 Toko Oleh-Oleh di Bali: Dari yang Murah Meriah Sampai Wajib Diburu Turis
-
5 Destinasi Wajib di Ubud: Dari Tari Kecak hingga Adrenalin Rafting Sungai Ayung
-
Tips Nikmati Liburan Aman dan Tenang di Bali
-
Perkuat Ekonomi Akar Rumput, BRI Raih Penghargaan Impactful Grassroots Economic Empowerment