SuaraBali.id - Harga kacang kedelai terus mengalami kenaikan. Pengusaha tahu di Kota Mataram terkena imbas naiknya harga kacang kedelai tersebut.
Hal itu berdampak pada naiknya ongkos produksi mereka. Mereka keluhkan omzet dan produksi tahu yang terus menurun.
Adi Purnomo, perajin tahu di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram menyebutkan semenjak pandemi harga kedelai mengalami kenaikan mulai Januari hingga awal Februari.
Kacang kedelai mengalami kenaikan sebesar 500 hingga 1000 rupiah. Dari awalnya Rp 7 ribu menjadi Rp 9 ribu hingga saat ini mencapai Rp 11 ribu per Kg.
Meskipun saat ini bahan baku naik, Adi masih menjual tahu dengan harga normal yakni Rp 75 ribu per papan. Dirinya juga masih mempertahankan ukuran tahunya.
Kondisi tersebut yang membuat omset tahunya menurun, karena harga jual masih sama tetapi perajin mengeluarkan modal yang jauh lebih besar.
Namun Adi bersyukur tahu yang ia produksi merupakan tahu jawa di mana kompetitor untuk tahu jenis ini di Lombok masih sedikit sehingga ia masih bisa menaikkan harga tahunya jika harga kedelai terus melonjak.
Berbeda dengan nasib perajin tahu sasak dengan kompetitor yang relatif lebih banyak menjadikan mereka terpaksa menghentikan produksi saat harga kedelai naik.
“Karena ini tahu jawa maksudnya untuk produksi tahu jawa di Mataram ini hanya tiga atau empat begitu jadi masih bisa naikkan harga jadi Rp 80 ribu ya ndak banyak-banyak, kasian juga pedagang kalau naiknya banyak,” ujarnya pada Selasa siang, (22/2/2022).
Kenaikan harga kedelai ini juga berimbas pada produksi tahu yang mengalami penurunan.
Normalnya Adi bisa memproduksi tahu sebanyak 80 Kg per harinya tapi kini menurun drastis menjadi kurang dari 50 Kg.
Sebagai perajin tahu yang menggunakan kedelai impor, Adi menyayangkan kurangnya ketersediaan kedelai lokal.
Padahal menurutnya hasil olahan kedelai lokal menghasilkan tahu yang lebih bagus.
“Lebih bagus sebenarnya pakai kedelai lokal tapi stoknya memang ndak ada,” ujarnya.
Kini dirinya berharap harga kedelai impor yang biasa digunakan dapat normal kembali sehingga ia tidak perlu mengambil pilihan untuk menaikkan harga tahunya.
Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar
Berita Terkait
-
Hasil Hitung Cepat KedaiKOPI: Iqbal-Indah Unggul Jauh dari Dua Lawannya di Pilgub NTB, Suara Masuk 78 Persen
-
Ujaran Kebencian Selama Pilkada Serentak Lebih Banyak Dibandingkan Saat Pilpres, Ada Faktor Kesengajaan?
-
Antara Koalisi Dan Patriarki di Pilkada NTB, Ujaran Kebencian Bermunculan Sudutkan Perempuan
-
Pilgub NTB: Tak Ada yang Berani Bicara Isu Perempuan, Para Calon Gubernur Dinilai Cari Aman
-
KPK Panggil Ketua dan Sekretaris Pokja Kasus Dugaan Korupsi Proyek Shelter Tsunami di NTB
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Uji Tabrak Gagal Raih Bintang, Standar Keamanan Citroen C3 Aircross Mengkhawatirkan
-
Erick Thohir Sebut Aturan Kredit Pembiayaan Rumah Ribet, Target Prabowo Dibawa-bawa
-
Hore! Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 10% Sepanjang Libur Nataru
-
Broto Wijayanto, Inspirator di Balik Inklusivitas Komunitas Bawayang
-
Bye-Bye Jari Bertinta! 5 Tips Cepat Bersihkan Jari Setelah Nyoblos
Terkini
-
De Gadjah Akui Kemenangan Koster-Giri di Pilgub Bali, Ucapkan Selamat dan Terima Kasih
-
Ketua KPPS di Bima Dibacok Saat Pemungutan Suara, Ini Kata PJ Gubernur NTB
-
Koster Giri Menang Telak di Desa Sembiran, Mulia-PAS Unggul di Lapas Kerobokan
-
Pria Ngamuk Rusak TPS di Bali, Pemungutan Suara Sempat Dihentikan Dan Pelaku Kabur
-
TPS di Denpasar Ini Semuanya Dikelola Perempuan Gen Z, Nuansanya Pink