Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 19 Februari 2022 | 15:45 WIB
Universitas Udayana [Foto : unud.ac.id]

SuaraBali.id - Tingginya mahasiswa Universitas Udayana (Unud) yang kelulusannya tidak tepat waktu menjadi sorotan tersendiri.Tercatat dari persentase kelulusan tepat waktu untuk mahasiswa S2, S3 baru sebesar 12 persen sedangkan 88 persen lainnya tak lulus tepat waktu.

Dan hal itu kerap membuat rektorat Unud terpaksa mengambil kebijakan drop out atau DO. Menurut Rektor Unud, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng, hal itu dinilai akan dapat merugikan terutama akreditasi tentu akan menjadi buruk.

"Perlu diketahui sekarang bahwa, kelulusan tepat waktu S2, S3 baru 12 persen. Jadi, yang 88 persen itu lulus bukan tepat waktu tapi molor," katanya.

Oleh sebab itu untuk jenjang s1 akan ada batas waktu kelulusan maksimal nantinya.

"Ya, kalau lebih terpaksa DO dan yang S2 juga sama ada batas waktunya, yang lebih terpaksa juga DO dan yang S3 juga ada batas waktunya, yang lebih terpaksa akan di DO juga. Karena, hal seperti ini tentu akan sangat merugikan akreditasi menjadi buruk nantinya," paparnya.

Ia mengharapkan para dosen memberikan angka persentase yang baik bagi mahasiswa yang lulus tepat waktu. Apakah itu,S1, S2, S3, Profesi maupun spesialis.

"Misal ini, S1 kita janjikan cuman 8 semester tapi kenapa menjadi 12 semester kenapa ada yang lulus selama 7 tahun atau 14 semester apa yang salah? Inilah yang harus diuraikan," katanya.

Berikutnya untuk program magister misalnya, master tersebut harus selesai 4 semester akan tetapi kenyataannya mahasiswa dapat lulus 8 semester.

"Jadi, apanya yang salah? Selanjutnya, doktor yang cuman 3 tahun atau 6 semester kenyataannya seorang doktor baru bisa lulus dalam 7 tahun ini apa yang salah?.

Maka dari itu, penting melakukan hal yang perlu dilakukan," tutup Antara.

Load More